Wakil Sekjen PDI-Perjuangan Ahmad Basarah di kompleks parlemen, Selasa (13/11/2018). JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan (PDI-P) Ahmad Basarah melempar candaan ke Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni.
Basarah meminta Raja Juli tidak khawatir soal susunan kabinet pemerintahan 2019-2024. Sebab, presiden terpilih Joko Widodo pasti akan mengajak para elite parpol untuk membicarakan hal ini.
Awalnya, Basarah meminta seluruh pihak untuk memberi waktu ke Jokowi menyusun kabinetnya. Sebab, hal ini menjadi hak prerogartif Jokowi sebagai presiden terpilih.
"Mari kita beri kesempatan kepada Pak Jokowi untuk menata persiapan pemerintahannya lima tahun ke depan," kata Basarah dalam sebuah diskusi berjudul 'Hiruk-Pikuk Politik Pacsa Pemilu: Implikasinya bagi Pencerdasan Rakyat' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2019).
Baca juga: PKS Yakin Gerindra, PAN, dan Demokrat Tak Akan Masuk ke Kabinet Jokowi-Maruf
Terkait susunan kabinet, Basarah menyebut bahwa partai politik boleh saja mengusulkan 10 atau bahkan 40 nama calon menteri. Tetapi, keputusan seluruhnya ada di tangan Jokowi.
Saat itulah Basarah menyampaikan kelakarnya ke Raja Juli.
"Mari kita tunggu di mana Pak Jokowi menggunakan wewenangnya tersebut. Beliau masih mengajak bicara ketua umum-ketua umum partai politik, Pak Raja Juli Antoni tidak usah khawatir," ujar Basarah sambil tertawa lepas.
Kelakar Basarah disambut Raja Juli. Ia tertawa sambil mengucapkan terima kasih.
Baca juga: Sekjen PDI-P Tegaskan Tak Ada Tekanan bagi Jokowi untuk Susun Kabinet
Raja Juli lantas mengatakan bahwa partainya tak bermimpi masuk kabinet Jokowi. Sebab, hasil Pemilu 2019 menyatakan PSI tak lolos parliamentary threshold karena perolehan suaranya tak sampai empat persen.
"Kami sebagai partai baru kami sadar ukuran baju kami. Jadi kami tidak sampai ke parlemen, tidak masuk parliamentary threshold oleh Undang-Undang, finish di sekitar 1,9 persen," ujar Raja Juli.
"Oleh karena itu kami tidak bermimpi (masuk kabinet) karena ukuran baju kami, kemudian menawar-nawarkan diri menjadi bagian dari kabinet," sambungnya.
