Telunjuk Jokowi, Petunjuk Romahurmuziy, dan Sosok Mahfud MD

Kamis, 9 Agustus 2018 | 09:41 WIB
KOMPAS.com/FABIANUS JANUARIUS KUWADO Joko Widodo dan Mahfud MD. Foto diambil saat Jokowi yang menjabat sebagai Gubernur Jakarta dan mantan Ketua MK Mahfud MD hadir dalam acara diskusi bersama aktivis Nahdlatul Ulama di Hotel Lumire, Jakarta Pusat, 12 Maret 2014.

JAKARTA, KOMPAS.com — Siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Joko Widodo pada Pemilihan Presiden 2019? Boleh dibilang, hanya Jokowi sendiri yang mengetahuinya.

Mungkin ketua umum partai politik koalisi pendukungnya juga mengetahui. Namun, nyata- nyatanya masih ada saja ketum parpol yang berharap dirinya dipilih menjadi pendamping Jokowi.

Bukankah pupus sudah harapan andaikata mengetahui siapa yang dipilih Jokowi menjadi cawapresnya?

Petunjuk Gus Romi

Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy atau Gus Romy saat mengisi workshop Aplikasi Keuangan Desa di Pendopo Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (4/5/2018).KOMPAS.com/Iqbal Fahmi Ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy atau Gus Romy saat mengisi workshop Aplikasi Keuangan Desa di Pendopo Pemkab Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (4/5/2018).
Namun, di tengah teka- teki ini, pernyataan Romahurmuziy, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), boleh dijadikan petunjuk. Mari kita berangkat dari petunjuk itu.

Jauh-jauh hari, Gus Romi, demikian Romahurmuziy akrab disapa, telah mengungkapkan 10 nama yang dipertimbangkan sebagai cawapres Jokowi.

Sepuluh nama itu yakni Ma'ruf Amien, Mahfud MD, Moeldoko, Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, dirinya sendiri Romahurmuziy, Chairul Tanjung, dan Din Sayamsuddin.

Sejumlah analisis pun merebak bak musim hujan, mewarnai panggung politik nasional kini.

Baca juga: Ketum PPP Buka-bukaan soal Sosok Cawapres Jokowi

Dari kubu PKB, tentu menyebarkan opini Muhaimin-lah yang paling cocok mendampingi Jokowi. Demikian pula dari Golkar yang mendorong terpilihnya Airlangga. Sementara di luar itu, memiliki jagoannya masing-masing dengan berbagai landasan argumentasi.

Keriuhan itu lagi-lagi hanya menyisakan tanya, lantas siapa sebenarnya yang dipilih Jokowi?

Menjelang penutupan pendaftaran capres cawapres di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (8/8/2018) pagi, Gus Romi kembali menyebarkan petunjuk.

Baca juga: PDI-P Sebut Ada Dinamika di PBNU Terkait Cawapres Jokowi

Melalui akun Twitter-nya, Gus Romi menulis, "siapa cawapresnya? Yang jelas dia melengkapi pelangi NKRI di mana presiden dan wapres selalu mengikuti pola nasionalis-religius sebagaimana sejak Desember 2017 lalu secara konsisten saya sampaikan".

Petunjuk Gus Romi tidak berhenti sampai di situ.

Beberapa menit setelah unggahan pertama, ia mengunggah lagi, "dia juga mewakili warna religiusitas ormas Islam terbesar di Indonesia serta sudah malang melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi. Dan yang pasti, seperti yang sudah saya tegaskan, tidak akan keluar dari 10 nama yang saya pernah sampaikan Juli lalu. Siapa hayo? Selamat menebak".

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik Mahfud MD
Telunjuk Jokowi

Sebelum menelaah cuitan Gus Romi tentang "nasionalis-religius", "mewakili ormas Islam terbesar", atau "sudah malang melintang dalam aneka jabatan publik sejak reformasi", ada baiknya simak terlebih dahulu pernyataan Presiden Jokowi ketika ditanya seputar Pilpres.

Usai membuka Pendidikan Kader Ulama (PKU) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Angkatan XII Tahun 2018 di Gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (8/8/2018), para jurnalis bertanya kepada Jokowi soal apakah pertemuannya dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan pada Selasa (7/8/2018) kemarin membuat PAN mendukungnya di Pilpres 2019?

Awalnya, Jokowi menjawab "Iya, lihat nanti saja". 

Namun, usai itu Jokowi mengarahkan jari telunjuknya ke arah Gus Romi yang berdiri di sebelahnya, sambil berkata, "Biar anu, untuk urusan itu, biar Pak Romi saja yang menyampaikan". 

Baca juga: Said Aqil: Kader NU jadi Cawapres Jokowi, Jika Diambil Alhamdulillah

Sontak, Romi terkejut kemudian tertawa dengan penunjukan Presiden itu.

"Nanti semuanya ditanyakan ke Pak Romi. Pak Romi ini ngerti banget semuanya. Tanyakan ke Pak Romi ya," lanjut Jokowi.

Bahkan ketika menjawab pertanyaan pewarta sebelum berjalan masuk ke mobilnya, Jokowi masih mengungkapkan jawaban yang sama.

Berulang-ulang Presiden mengatakan, "Tanyakan ke Pak Romi. Pak Romi ini ngerti banget semuanya". Presiden seolah-olah ingin menunjukkan bahwa apa yang disampaikan Gus Romi adalah hal yang sebenarnya terjadi.

Baca juga: Sinyal dari Romahurmuziy, Apakah Mahfud MD Cawapres Jokowi?

Usai Presiden pergi, Gus Romi mengungkapkan bahwa cawapres Jokowi berinisial "M". Ketika ditanya kembali apakah cawapres Jokowi itu berlatar belakang partai politik atau tidak, ia menegaskan bahwa latar belakang politik tidak menjadi pertimbangan. Sebab, nama-nama yang ia sebutkan tetap memiliki kaitan erat dengan partai politik.

Ia pun memberikan contoh dua nama dari 10 nama yang pernah ia sebutkan, yakni Ketua MUI Ma'ruf Amien dan mantan Ketua MK Mahfud MD.

"Kalau melihat partai politik atau nonpartai politik, itu bukan preferensinya. Ma'ruf Amien ini ya misalnya. Beliau pernah menjadi anggota DPRD DKI dari PPP, pernah juga menjadi DPR dari PKB. Mahfud MD juga, beliau pernah menjadi deklarator PAN, pernah menjadi anggota DPR dari PKB juga," ujar Gus Romi.

"Jadi, dari partai atau nonpartai enggak menjadi soal karena kami semua ini memiliki sejarah di partai politik," lanjut dia.

Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD ketika ditemui di Kantor BPIP, Jakarta, Kamis (31/5/2018). KOMPAS.com/ MOH NADLIR Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD ketika ditemui di Kantor BPIP, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Mahfud MD

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Zannuba Arrifah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid menilai, petunjuk Gus Romi sangat lekat dengan sosok Mahfud MD. Ini juga sesuai dengan keinginan pribadinya.

"Saya ingin wapres kita nanti adalah orang yang punya rekam jejak bersih. Tidak pernah punya masalah hukum di masa lalu. Kan sudah jelas itu, berapa orang, sedikit akhirnya," ujar Yenny.

"Kalau saya pribadi sih, Pak Mahfud itu orang yang komprehensif cara pandangnya karena beliau pernah punya pengalaman di legislatif, di eksekutif dan yudikatif, lengkap semua. Jarang orang kayak Pak Mahfud itu," lanjut dia.

Baca juga: Mahfud MD Merasa Tak Punya Potongan Jadi Cawapres Jokowi

Apalagi, Yenny yang merupakan putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrachman Wahid itu mengatakan, sosok Mahfud didukung oleh kiai-kiai NU.

"Kiai-kiai, terutama kiai kultural NU, kan jumlahnya jutaan, rata-rata justru sangat gembira. Kalau saya sih mendapatkan pesan langsung, baik lewat WA, telepon langsung dari kiai akar rumput itu, mereka sangat bahagia sekali, sangat mendukung sekali kalau Jokowi memercayakan wakilnya Pak Mahfud," ujar Yenny.

Di luar telunjuk Jokowi, petunjuk Gus Romi dan sosok Mahfud MD yang dinilai tepat, mari kita tunggu Kamis malam ini. Kabarnya cawapres Jokowi akan diumumkan bersama-sama parpol koalisi untuk didaftarkan ke KPU pada Jumat (10/8/2018) besok.


Kompas TV Mahfud yang namanya juga disebut sebut masuk bursa cawapres Jokowi mengaku belum dikontak oleh pihak Jokowi terkait Pilpres 2019.
Page:

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden