Berkaca dari Pilpres AS, Apa yang Harus Dilakukan untuk Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Pilkada?

Luthfia Ayu Azanella
Kompas.com - Rabu, 18 November 2020 | 15:29 WIB
Cegah Kekerasan, Mendikbud Soroti Pentingnya Kerja Sama Sekolah dan KeluargaANATRA FOTO/MUHAMMAD IQBALPengendara motor melintas di depan ornamen bertuliskan COBLOS yang merupakan alat sosialisasi Pilkada Tangsel di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (22/9/2020). Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota yang akan menggelar pesta demokrasi pemilihan Walikota dan Wakil Walikota pada Pilkada Serentak 9 Desember 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

 

KOMPAS.com - Perhelatan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 di masa pandemi virus corona tidak hanya sekadar dilihat dari hasilnya.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan adanya lonjakan kasus Covid-19 di AS perlu menjadi perhatian tersendiri. Apalagi, Indonesia pada 9 Desember 2020 akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak.

Melalui akun Twitter @drdickybudiman, Dicky menyinggung soal kasus Covid-19 yang terjadi di AS.

"Sy tdk tahu siapa yg memberi masukan pd Bpk Presiden ttg "tdk ada potensi kluster pilkada" merujuk pengalaman USA. Adanya disaster post election AS sangat jelas. Dgn lonjakan kasus >100K dlm 11 hari terakhir & kematian >1000 org/hari sebagian evidence nyata. Ancaman tsunami kasus jls," tulisnya.

Kompas.com sebelumnya memberitakan, kasus kematian di AS akibat Covid-19 meningkat. Rata-rata kematian harian di AS lebih dari 1.100 orang selama beberapa hari terakhir.

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 di AS Rata-rata 1.100 Kasus Per Hari

Berdasarkan data Worldometer, Rabu (18/11/2020), saat ini jumlah kasus infeksi yang ditemukan di AS sudah sebanyak 11.695.711 kasus.

Dari data tersebut, jumlah kematian sebanyak 254.255 kasus, dan 7.087.796 kasus lain berhasil sembuh.

Apa yang perlu dipersiapkan?

Dicky mengingatkan pemerintah bersiap menghadapi risiko lonjakan seperti di AS apabila tetap melaksanakan Pilkada.

"Kalau mau adakan pemilu seperti AS di tengah pandemi, ya berarti harus siap juga dengan akibatnya. Seperti yang dialami AS saat ini, angka kasus meningkat tajam, kematian juga dan kesakitan di RS," sebut Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/11/2020).

Ia menilai aturan pemerintah dalam Pilkada serentak mendatang belum cukup menekan potensi terjadinya penularan dan peningkatan kasus Covid-19 pascaPilkada serentak.

Baca juga: Satgas: 17 Daerah Pilkada Berisiko Tinggi Penularan Covid-19, 215 Risiko Sedang

Diketahui, pemerintah menetapkan aturan dalam pelaksanaan pesta demokrasi nanti. Di antaranya, pada Pilkada 2020 masyarakat akan diatur kedatangannya berdasarkan jadwal yang diperoleh masing-masing untuk mencegah kerumunan.

Masyarakat juga akan diberikan sarung tangan plastik untuk menghindari terjadinya kontak langsung dengan benda-benda yang digunakan secara bersama-sama di lokasi pemilihan.

Aturan lain, pemilih juga dilarang membawa anak kecil ke tempat pemungutan. Masyarakat juga diimbau menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

Dicky menilai semua itu belum efektif. Apalagi, ia mengatakan, ada anggapan di masyarakat jika sudah menerapkan 3M maka sudah aman dari virus corona.

"Protokol kesehatan (3M) itu akan efektif dan sangat efektif ketika dilaksanakan di atas fondasi intervensi 3T (testing, tracing, dan treatment) yang optimal, atau minimal memadai," kata Dicky.

Baca juga: Mendagri: Jumlah Daerah yang Selenggarakan Pilkada Berstatus Zona Merah Turun

Dicky berharap akan ada perbaikan kualitas dan kuantitas 3T di seluruh wilayah agar agenda Pilkada serentak tidak menghasilkan kasus-kasus infeksi baru.

"Ketika strategi 3T-nya di wilayah tersebut tidak memadai, ya jangan berharap protokol Covid-nya (3M) akan evektif, karena itu akan dipengaruhi oleh laju penyebaran atau transmisi di wilayah atau negara itu," jelas dia.

Sementara, ketika ditanya apa yang bisa masyarakat lakukan selain menerapkan 3M untuk menekan potensi penularan ketika Pilkada, Dicky tidak banyak memberikan jawaban.

"Ikhtiar dengan 3M dan membatasi keluar rumah juga interaksi dengan orang lain. Selanjutnya berdoa supaya dampak pilkada tidak terlalu buruk," kata dia.

Baca juga: Bawaslu Catat Kegiatan Kampanye Secara Daring di Pilkada Menurun

PenulisLuthfia Ayu Azanella
EditorJihad Akbar
Terkini Lainnya
Cabup Petahana Yalimo Dituding Suap Hakim MK Rp 3 Miliar pada Pilkada 2020
Cabup Petahana Yalimo Dituding Suap Hakim MK Rp 3 Miliar pada Pilkada 2020
Nasional
Exit Poll Litbang Kompas Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul di Seluruh Wilayah
Exit Poll Litbang Kompas Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul di Seluruh Wilayah
Surabaya
Eks Ketua Bawaslu OKU Timur Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Hibah Pilkada
Eks Ketua Bawaslu OKU Timur Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Hibah Pilkada
Regional
Bisakah Alfedri Mencalonkan Lagi Jadi Bupati Siak? Begini Penjelasannya
Bisakah Alfedri Mencalonkan Lagi Jadi Bupati Siak? Begini Penjelasannya
Regional
Bupati Bandung Dukung Upaya Uji Materi UU Pilkada ke MK
Bupati Bandung Dukung Upaya Uji Materi UU Pilkada ke MK
Regional
Majelis Hakim Minta Kejari Fakfak Segera Periksa Eks Bendahara APBD KPU Fakfak
Majelis Hakim Minta Kejari Fakfak Segera Periksa Eks Bendahara APBD KPU Fakfak
Regional
Sanksi Pengurangan Dukungan bagi Bakal Caleg DPD yang Bikin Dukungan Palsu atau Ganda
Sanksi Pengurangan Dukungan bagi Bakal Caleg DPD yang Bikin Dukungan Palsu atau Ganda
Nasional
MIPI: Pilkada 2020 Digelar di Tengah Pandemi, Tak Ada Alasan Tunda Pemilu 2024
MIPI: Pilkada 2020 Digelar di Tengah Pandemi, Tak Ada Alasan Tunda Pemilu 2024
Nasional
KPU: Tidak Ada Perkara Salah Hitung Suara dalam Permohonan Sengketa Pilkada 2020 di MK
KPU: Tidak Ada Perkara Salah Hitung Suara dalam Permohonan Sengketa Pilkada 2020 di MK
Nasional
Mendagri Tito: Pilkada 2020 Fenomenal
Mendagri Tito: Pilkada 2020 Fenomenal
Nasional
Denny Indrayana dan Difriadi Ajukan Sengketa Hasil PSU Pilgub Kalimantan Selatan
Denny Indrayana dan Difriadi Ajukan Sengketa Hasil PSU Pilgub Kalimantan Selatan
Nasional
KPU Gunungkidul Kembalikan Rp 4,29 Miliar Sisa Anggaran Pilkada 2020
KPU Gunungkidul Kembalikan Rp 4,29 Miliar Sisa Anggaran Pilkada 2020
Regional
PSU di Nabire, KPU Lakukan Pemuktahiran Data Pemilih Pekan Ini
PSU di Nabire, KPU Lakukan Pemuktahiran Data Pemilih Pekan Ini
Nasional
Wapres Apresiasi Pelaksanaan Pilkada 2020 yang Lancar Saat Pandemi Covid-19
Wapres Apresiasi Pelaksanaan Pilkada 2020 yang Lancar Saat Pandemi Covid-19
Nasional
Senin Ini, Pemerintah Lantik 40 Pasang Calon Kepala Daerah Terpilih di Pilkada 2020
Senin Ini, Pemerintah Lantik 40 Pasang Calon Kepala Daerah Terpilih di Pilkada 2020
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+