Pilkada 9 Desember, Risiko Penularan Covid-19, dan Ancaman Money Politic...

Ahmad Naufal Dzulfaroh
Kompas.com - Minggu, 14 Juni 2020 | 12:11 WIB
Cegah Kekerasan, Mendikbud Soroti Pentingnya Kerja Sama Sekolah dan KeluargaKOMPAS/PRIYOMBODOIlustrasi Pilkada

KOMPAS.com - Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati pelaksanaan pemilihan kepada daerah (Pilkada) 2020 digelar pada 9 Desember 2020.

Pandemi virus corona mengakibatkan Pilkada 2020 yang sedianya akan berlangsung pada 23 September itu mundur.

Dalam rapat dengan Komisi II DPR pada Rabu 27 Mei 2020, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mendukung pelaksanaan Pilkada 2020 pada 9 Desember 2020.

Hal tersebut merujuk pada peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pilkada yang diteken Presiden Joko Widodo pada 4 Mei lalu.

Baca juga: Saat Negara Dituding Sepelekan Kasus Novel...

Lantas, apa dampak dari pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi?

Pengamat kebijakan publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Gabriel Lele menilai, pelaksanaan Pilkada 2020 selama pandemi virus corona berpotensi meningkatkan money politic.

"Dari sisi masyarakatnya, saya khawatir kalau dilakukan dalam kondisi seperti sekarang ini, money politic-nya akan semakin gencar," kata Gabriel saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

Menurutnya, hal itu disebabkan oleh banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

Jika demikian, maka Pilkada yang seharusnya dapat menentukan arah kemajuan daerah selama 5 tahun ke depan, justru hanya menjadi momen transaksional.

"Politisi mungkin sudah punya tabungan jauh-jauh hari. Tapi kan pada saat bersamaan ada sejumlah orang yang kehilangan pekerjaan, ini kan butuh duit. Maka kekhawatiran saya kalau dilakukan pada masa seperti ini, Pilkada itu hanya momen transaksi saja," jelas dia.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Risiko penularan Covid-19

Relawan dan simpatisan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - KH Maruf Amin menghadiri Konser Putih Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Konser Putih Bersatu tersebut menjadi puncak dari kampanye akbar pasangan nomor urut 01 sebelum memasuki masa tenang dan hari pemungutan suara (Pemilu) serentak pada Rabu, 17 April 2019 mendatang.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Relawan dan simpatisan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01 Joko Widodo - KH Maruf Amin menghadiri Konser Putih Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019). Konser Putih Bersatu tersebut menjadi puncak dari kampanye akbar pasangan nomor urut 01 sebelum memasuki masa tenang dan hari pemungutan suara (Pemilu) serentak pada Rabu, 17 April 2019 mendatang.

Selain itu, Pilkada 2020 juga memiliki risiko infeksi virus corona, khususnya dalam kegiatan kampanye yang sering mengundang massa dalam jumah besar.

Kecuali jika pemerintah mau melarang semua bentuk kampanye fisik atau hanya diperbolehkan secara terbatas.

Namun, larangan tersebut menurut Gabriel akan sulit dilakukan.

"Kalau pencoblosannya sih bisa diatur. Yang tidak bisa diatur itu kampanyenya, kecuali pemerintah melarang semua bentuk kampanye fisik, hanya bisa dilakukan apakah itu terbatas di ruang tertutup atau secara virtual," jelas dia.

Dari sisi pembiayaan, Gabriel menyebut pelaksanaan Pilkada 2020 juga akan sulit, mengingat hampir semua anggaran daerah direalokasikan untuk kegiatan terkait Covid-19.

Baca juga: Saat Arab Saudi Catatkan Lonjakan Kasus Covid-19 Selama 7 Hari...

Aspek keamanan Pilkada

Pendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin mengikuti Konser Putih Bersatu dalam rangka kampanye akbar pasangan pasangan tersebut di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.NOVA WAHYUDI Pendukung pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin mengikuti Konser Putih Bersatu dalam rangka kampanye akbar pasangan pasangan tersebut di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (13/4/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.

Dia menjelaskan, pelaksanaan Pilkada pada akhir 2020 tersebut dimungkinkan karena kalkulasi pemerintah pada target pemilu serentak 2024 mendatang.

"Pilkada 2020 ini sebagai ronde terakhir dan memang harus dilakukan dalam tahun ini atau awal tahun depan. Dilemanya di situ," terang dia.

Terlepas dari itu, dia meminta agar pemerintah benar-benar memperhatikan keamanan dalam pelaksanaan kampanye dalam Pilkada kali ini.

"Pertimbangan yang harus pemerintah kalkulasi betul itu soal keamanan dalam pelaksanaan kampanye di tengah Covid-19. Waktunya mau dilakukan sekarang atau tahun depan, ya kita tidak tahu persis, menunggu perkembangan Covid-19 ini," tutupnya.

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

PenulisAhmad Naufal Dzulfaroh
EditorSari Hardiyanto
Terkini Lainnya
Cabup Petahana Yalimo Dituding Suap Hakim MK Rp 3 Miliar pada Pilkada 2020
Cabup Petahana Yalimo Dituding Suap Hakim MK Rp 3 Miliar pada Pilkada 2020
Nasional
Exit Poll Litbang Kompas Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul di Seluruh Wilayah
Exit Poll Litbang Kompas Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul di Seluruh Wilayah
Surabaya
Eks Ketua Bawaslu OKU Timur Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Hibah Pilkada
Eks Ketua Bawaslu OKU Timur Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Hibah Pilkada
Regional
Bisakah Alfedri Mencalonkan Lagi Jadi Bupati Siak? Begini Penjelasannya
Bisakah Alfedri Mencalonkan Lagi Jadi Bupati Siak? Begini Penjelasannya
Regional
Bupati Bandung Dukung Upaya Uji Materi UU Pilkada ke MK
Bupati Bandung Dukung Upaya Uji Materi UU Pilkada ke MK
Regional
Majelis Hakim Minta Kejari Fakfak Segera Periksa Eks Bendahara APBD KPU Fakfak
Majelis Hakim Minta Kejari Fakfak Segera Periksa Eks Bendahara APBD KPU Fakfak
Regional
Sanksi Pengurangan Dukungan bagi Bakal Caleg DPD yang Bikin Dukungan Palsu atau Ganda
Sanksi Pengurangan Dukungan bagi Bakal Caleg DPD yang Bikin Dukungan Palsu atau Ganda
Nasional
MIPI: Pilkada 2020 Digelar di Tengah Pandemi, Tak Ada Alasan Tunda Pemilu 2024
MIPI: Pilkada 2020 Digelar di Tengah Pandemi, Tak Ada Alasan Tunda Pemilu 2024
Nasional
KPU: Tidak Ada Perkara Salah Hitung Suara dalam Permohonan Sengketa Pilkada 2020 di MK
KPU: Tidak Ada Perkara Salah Hitung Suara dalam Permohonan Sengketa Pilkada 2020 di MK
Nasional
Mendagri Tito: Pilkada 2020 Fenomenal
Mendagri Tito: Pilkada 2020 Fenomenal
Nasional
Denny Indrayana dan Difriadi Ajukan Sengketa Hasil PSU Pilgub Kalimantan Selatan
Denny Indrayana dan Difriadi Ajukan Sengketa Hasil PSU Pilgub Kalimantan Selatan
Nasional
KPU Gunungkidul Kembalikan Rp 4,29 Miliar Sisa Anggaran Pilkada 2020
KPU Gunungkidul Kembalikan Rp 4,29 Miliar Sisa Anggaran Pilkada 2020
Regional
PSU di Nabire, KPU Lakukan Pemuktahiran Data Pemilih Pekan Ini
PSU di Nabire, KPU Lakukan Pemuktahiran Data Pemilih Pekan Ini
Nasional
Wapres Apresiasi Pelaksanaan Pilkada 2020 yang Lancar Saat Pandemi Covid-19
Wapres Apresiasi Pelaksanaan Pilkada 2020 yang Lancar Saat Pandemi Covid-19
Nasional
Senin Ini, Pemerintah Lantik 40 Pasang Calon Kepala Daerah Terpilih di Pilkada 2020
Senin Ini, Pemerintah Lantik 40 Pasang Calon Kepala Daerah Terpilih di Pilkada 2020
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+