Permintaan ini mulai digagas sejak akhir 1942, sempat tertunda beberapa waktu karena berbagai persoalan politik baik di Jepang maupun di tanah air.
Kemudian Oktober 1943, gagasan untuk mencari lagu ditindaklanjuti kembali.
Letkol O.M Shida memerintahkan Nuntjik A.R. (wakil kepala Hodohan saat itu) yang juga dikenal sebagai seorang sastrawan dan wartawan.
Baca juga: Asal Usul Nama Jakabaring Palembang, Berawal dari 4 Suku
Kemudian mengajak Achmad Dahlan Mahibat, seorang komponis putra Palembang asli yang pandai bermain biola dari kelompok seni (toneel) Bangsawan Bintang Berlian.
Setelah penggarapan lagu selesai, maka dilanjutkan dengan penulisan syair lagu Gending Sriwijaya oleh A. Dahlan Mahibat yang kemudian disempurnakan oleh Nungtjik A.R.
Setelah lagu dan syair Gending Sriwijaya selesai diciptakan, maka tari penyambutan harus segera dibuat.
Baca juga: Asal Usul Pulau Kemaro, Kisah Legenda Cinta Siti Fatimah dengan Putra Raja Tionghoa
Seorang penari profesional yang dianggap ahli dalam hal adat budaya Palembang, Miss Tina haji Gung (Pemimpin Bangsawan Bintang Berlian) mengurusi properti dan busana yang akan dipakai dalam pementasan tari Gending Sriwijaya.
Sebagai uji coba, Mei 1945 tari Gending Sriwijaya dipertunjukan di hadapan Kolonel Matsubara, Kepala Pemerintahan Umum Jepang.
Tepat pada Kamis, 2 Agustus 1945, Tari Gending Sriwijaya secara resmi ditampilakan dalam menyambut pejabat-pejabat Jepang dari Bukit Tinggi yang bernama Moh. Syafei dan Djamaludin Adi Negoro.
Adapun tempat penampilan pertama di halaman Masjid Agung Palembang.
Inilah kali pertama tari Gending Sriwijaya pertama kali ditampilkan.
Baca juga: Mengenal Asal Usul Nama Pempek, Makanan Khas Palembang, Ini Ceritanya