Bamsoet: Atas Nama DPR, Saya Minta Maaf kepada Seluruh Rakyat Papua

Rabu, 21 Agustus 2019 | 21:12 WIB
KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Ketua DPR RI Bambang Soesatyo seusai menghadiri Rapat Paripurna ke-16 pembukan Masa Persidangan V DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengimbau seluruh masyarakat Papua dan TNI-Polri menahan diri agar kerusuhan di Papua tidak melebar.

"Saudara-saudara sekalian terkait dengan peristiwa hari-hari ini, saya selaku pimpinan DPR RI mengimbau pada saudara-saudara kita yang di Papua dan saudara-saudara TNI-Polri semua menahan diri," kata Bambang saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Pernyataan ini disampaikan Bambang menanggapi aksi unjuk rasa yang kembali terjadi di Papua. Kali ini aksi unjuk rasa terjadi di Fakfak, Papua Barat, Rabu.

Baca juga: Bendera Bintang Kejora Sempat Berkibar saat Kerusuhan di Fakfak

Aksi unjuk rasa itu sebagai bentuk protes terhadap tindakan rasial kepada mahasiswa Papua di Surabaya.

Bambang meminta semua pihak tak terprovokasi oleh berbagai isu tentang Papua yang dapat memecah belah persatuan.

Ia menduga ada pihak luar yang ingin Papua berpisah dari Indonesia.

"Karena saya lihat ini bukan soal yang sederhana yang karena peristiwa di Surabaya, tapi ada agenda besar yang ingin dimainkan oleh pihak-pihak luar yang tidak menginginkan Papua tetap dalam pangkuan ibu Pertiwi," ujarnya.

Baca juga: Rabu, Aksi Protes Penangkapan Mahasiswa Papua Sempat Memanas di Fakfak dan Timika

Bambang juga menyayangkan tindak diskriminatif dan rasial yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya. Ia berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi.

"Saya minta ini yang terakhir. Saya atas nama Dewan Perwakilan Rakyat meminta maaf pada seluruh rakyat Papua. Mari kita rajut kembali nilai-nilai kebangsaan kita," tuturnya.

Untuk mendalami kejadian tersebut, Bambang mengatakan, DPR melalui Tim Pemantau Otonomi Khusus (Otsus) yang diketuai oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon sedang berkunjung ke Surabaya untuk melihat akar masalah terjadinya diskriminasi kepada mahasiswa Papua.

Baca juga: Ini Penjelasan Polisi Mengenai Penyebab Kericuhan di Fakfak

"Nanti kita lihat hasilnya seperti apa. Beliau turun dulu ke sana. Nanti akan menyusul ke Papua, karena kita lihat akar masalahnya dulu," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani membenarkan terjadinya kerusuhan di Fakfak.

Menurut dia, pada Rabu pagi terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni di Fakfak.

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di Fakfak dan Timika

Menurut Lakotani, berdasarkan informasi yang ia terima saat ini situasi sudah bisa dikendalikan oleh aparat keamanan.

Sementara untuk mencegah meluasnya kerusuhan, pihak kepolisian menambah jumlah personel.

Menurut Lakotani, penyebab kerusuhan di Fakfak merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, beberapa waktu lalu.

Kompas TV Kerusuhan pecah di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Rabu (21/8/19). Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani benarkan adanya kerusuhan di Fakfak. Menurut dia, pada Rabu pagi terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni di Fakfak. "Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni," kata Lakotani, seperti dikutip dari Tribun Palu, Rabu siang. Menurut Lakotani, situasi sudah bisa dikendalikan aparat keamanan. Untuk mencegah meluasnya kerusuhan, polisi tambah jumlah personel. Sebanyak 100 personel Brimob akan dikirimkan Polda Papua Barat ke Fakfak. Aksi demo dilakukan akibat kecewa terhadap insiden yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Sementara itu, aksi pembakaran Pasar Thumburuni diunggah di sejumlah media sosial. Video berdurasi 0:45 detik tersebut diunggah di akun Instagram @makassar_jobb. Tampak bangunan pasar sudah terbakar dari sisi samping dan terlihat kepulan asap hitam tebal. Di atas pagar berwarna biru terdapat spanduk bertuliskan Thumburuni Fakfak. Warga sekitar tidak berani mendekat. Beberapa motor juga terlihat melintas menjauhi kebakaran. #Papua #KerusuhanPapua #Surabaya



Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden