Cerita Dibalik Ibu Hamil Ditandu Sarung, Jalan Kaki 4 Jam hingga Ari-ari Tertinggal di Rahim

Kamis, 18 Juli 2019 | 12:53 WIB
JUNAEDI Miris, ibu melahirkan saat ditandu lintasi pegunungan terjal menuju rumah sakit

KOMPAS.com - Soimah, warga Dusun Marano, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terpaksa ditandu dengan sarung untuk menuju ke pusat kesehatan terdekat.

Dia terpaksa ditandu karena akses jalan yang rusak dan tidak bisa dilewati kendaraan serta tidak ada fasilitas kesehatan di kampungnya..

Perjuangan masyarakat menyelamatkan Soimah direkam dalam video amatir oleh warga sekitar.

Berikut cerita dibalik video ibu hamil yang ditandu sarung untuk menuju ke puskesmas:

 

1. Melahirkan saat menuju ke puskesmas

Ilustrasi ibu melahirkanShutterstock Ilustrasi ibu melahirkan
Saat merasa akan melahirkan, Soimah ditandu oleh belasa tetangganya secara bergantian untuk dibawa ke pusat kesehatan terdekat dari kampung mereka di Dusun Marano, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Namun di tengah perjalanan, Soimah kesakitan dan mereka terpaksa berhenti di perkampungan Transmigrasi Marano dan Soimah melahirkan anak keduanya di sana, Selasa (16/7/2019).

Baca juga: Miris, Akses Jalan Rusak, Ibu Mau Melahirkan Ditandu dengan Sarung Lewati Hutan dan Gunung


2. Ari-ari tertinggal di rahim

Ilustrasi bayi kembar.SHUTTERSTOCK Ilustrasi bayi kembar.
Soimah terpaksa melahirkan anak keduanya di perkampungan Transmigrasi Marano, Selasa (16/7/2019) saat perjalanan menuju ke Puskesmas Ranga-ranga.

Namun ternyata setelah melahirkan, ari-ari bayi masih tertinggal di rahim sehingga Soimah harus melanjutkan perjalanan ke Puskesmas Ranga-ranga.

Dia ditandu belasan warga secara bergantian melintasi hutan dan jalan yang terjal, berkerikil, serta licin.

“Jalannya terjal dan licin apalagi kalau hujan, jadi diangkat dengan berhati-hati secara bergantian sampai ke rumah sakit,” jelas Amir, tetangga Soimah yang ikut mengantar.

Baca juga: Kasus Istri 2 Kali Bacok Suami: Kerap Diminta Berhubungan Badan 2 Bulan Setelah Melahirkan

 

3. Perjalanan ditempuh 4 jam jalan kaki

Ilustrasi jalan kakierlobrown Ilustrasi jalan kaki
Belasan warga secara bergantian menandu Soimah melintasi hutan dan jalan yang terjal, berkerikil, serta licin selama empat jam untuk sampai ke Puskesmas Ranga-ranga.

Mereka menggunakan kain sarung dengan penyangga bambu untuk membawa Soimah yang baru saja melahirkan.

Dia terpaksa harus dibawa ke puskesmas karena ari-arinya tertinggal di rahim saat melahirkan di tengah perjalanan tepatnya di perkampungan Transmigrasi Marano.

Baca juga: 5 Fakta Seorang Ayah di Garut Cabuli Dua Anaknya, dari Korban Diancam hingga Satu Melahirkan


4. Dirujuk ke rumah sakit

Ilustrasi rumah sakitWavebreakmedia Ilustrasi rumah sakit
Setelah menempuh perjalanan 4 jam dengan tandu, Soimah sampai di Puskesmas Ranga-ranga.

Namun karena pihak Puskesmas tidak bisa menangani, maka Soimah di rujuk ke rumah sakit di Mamuju.

Rosim, suami Soimah mengatakan jika di daerahnya tidak ada puskesmas atau pustu.

“Di sana tak ada sarana kesehatan, terpaksa ditandu berjam-jam ke puskesmas. Tapi begitu tiba di puskesmas tak mampu ditangani dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit. Karena tak ada sarana transportasi warga terpaksa bergantian menandu hingga ke rumah sakit,” jelas Rosim, saat mendampingi istrinya di rumah sakit Mamuju, Rabu (17/7/2019).

Baca juga: Cerita Sopir Taksi Online Saat Penumpang Wanita Melahirkan di Mobilnya, dari Suara Rintihan hingga Tangis Bayi


5 Berharap jalan diperbaiki dan ada fasilitas kesehatan

Ilustrasi jalan rusakKOMPAS/WISNU WIDIANTORO Ilustrasi jalan rusak
Rosim, suami Soimah berharap agar pemerintah daerah dapat membangun akses jalan ke perkampungan Transmigrasi Marano.

Selain itu ia juga berharap agar di kampungnya ada fasilitas kesehatan sehingga jika ada warga yang sakit tidak perlu harus ke kota untuk mengakses sarana kesehatan.

Rosim dan belasan warga terpaksa menandu Soimah, seorang ibu yang baru saja melahirkan dengan menempuh perjalanan selama empat jam untuk mencapai pusat kesehatan terdekat.

Soimah terpaksa harus dibawa ke Puskesmas karena ari-arinya tertinggal setelah melahirkan di tengah jalan saat perjalanan ke pusat kesehatan, tepatnya di perkampungan Transmigrasi Marano.

Sumber KOMPAS.com (Junaedi)

Penulis :
Editor : Rachmawati

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden