Fakta di Balik Pertemuan Sandiaga dan Syafii Maarif, Petuah Menjadi Negarawan hingga Alasan Tak Hadiri Reuni 212

Senin, 3 Desember 2018 | 15:03 WIB
KOMPAS.com/IKA FITRIANA Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Ahmad Buya Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Syafii, menjadi pembicara dalam kegiatan sarasehan kebangsaan di Gereja St Ignatius Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (25/4/2018).

KOMPAS.com — Saat berkunjung ke kediaman Buya Syafii Maarif di Yogyakarta, Sandiaga mendapat banyak pesan tentang menjadi politikus dan negarawan. 

"Salah satunya, berpolitiklah dengan membawa kesejukan dan kedamaian," kata Sandi menirukan Buya Syafii.

Selain itu, Sandiaga juga menjelaskan alasan dirinya menemui Buya bukanlah untuk mencari dukungan untuk Pilpres 2019.

Dalam kesempatan itu, Sandiaga membeberkan alasan dirinya tidak bisa menghadiri acara reuni 212.

Berikut ini fakta selama kunjungan Sandiaga di Yogyakarta:

1. Pesan Buya kepada Sandiaga Uno

Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno saat bertemu dengan Buya Syafii Maarif, Minggu (2/12/2018)KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno saat bertemu dengan Buya Syafii Maarif, Minggu (2/12/2018)

Usai bertemu dengan Buya, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno berbagi cerita dengan wartawan.

Salah satunya tentang pesan Buya Syafii Maarif kepada dirinya tentang politik yang sejuk dan damai.

"Sebetulnya politik ini jangan terlalu gontok-gontokan, terlalu keras. Harus lebih sejuk, harus teduh," ungkapnya.

Pertemuan Buya Syafii Maarif dan Sandiaga Uno berlangsung kurang lebih selama 1 jam. Di dalam perbincangan, Sandiaga menuturkan Buya Syafii Maarif berpesan agar bersama-sama merajut tenun kebangsaan.

"Dalam kesempatan ini mendapatkan nasihat, banyak yang disampaikan sebagai bagian dari membangun bangsa lebih baik lagi," kata Sandiaga Uno, Minggu (2/12/2018).

Baca Juga: Pesan Buya Syafii ke Sandiaga: Jangan Gontok-gontokan...

2. Bertemu Buya bukan untuk cari dukungan

Sejumlah anggota keluarga keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 mendatang. KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Sejumlah anggota keluarga keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019 mendatang.

Sandiaga mengatakan, kedatangannya ke rumah Buya Syafii Maarif bukanlah untuk mencari dukungan.

"Saya ke sini bukan untuk mencari dukungan karena Buya harus ada di atas semua kepentingan, semua golongan. Buya sangat kami hormati, sangat kami idolakan," ungkapnya.

"Saya mendapat kehormatan diterima oleh Buya dan Bunda," kata Sandiaga Uno seusai bertemu dengan Buya Syafii Maarif, Minggu.

Keinginan Sandiaga untuk berkunjung sebetulnya sudah lama, tetapi baru pada hari Minggu lalu baru kesampaian.

"Sebetulnya sudah minta waktunya sebelumnya dan alhamdulillah hari ini cocok waktunya," tuturnya.

Baca Juga: Sowan ke Buya Syafii Maarif, Sandiaga Sebut Bukan untuk Cari Dukungan

3. Buya ingatkan Sandi agar menjaga keutuhan bangsa

Sandiaga Uno saat meresmikan Roemah Djoeang di Banyuwangi, Selasa (27/11/2018KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI Sandiaga Uno saat meresmikan Roemah Djoeang di Banyuwangi, Selasa (27/11/2018
 

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafii Maarif, Minggu (2/12/2018), menerima kunjungan dari cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno.

"Saya sebagai orang tua, siapa pun yang berkunjung ke sini ya saya terima dengan baik," kata Buya Syafii Maarif setelah menerima kunjungan Sandiaga Uno, Minggu.

Kepada Sandiaga, Buya berpesan jika nanti terpilih harus menjadi negarawan yang memikirkan kepentingan rakyat.

Buya juga menyampaikan, kalau nanti terpilih, Sandiaga jangan hanya memikirkan kepentingan partai pendukung, tetapi harus benar-benar benar-benar memikirkan kepentingan rakyat.

"Tadi saya sampaikan kepada cawapres (Sandiaga Uno) bahwa nanti kalau terpilih, jadilah wapres rakyat Indonesia. Bukan wapres hanya partai pendukung," tuturnya.

Buya Syafii Maarif juga menyampaikan agar berpolitik dengan mementingkan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Kata Sandiaga, Ini Alasan Keluarga Pendiri NU Berikan Dukungan

4. Jangan jadi elite politik yang suka mengompori

Sandiaga Uno saat berpose di depan pendukungnya saat berkunjung ke Banyuwangi, Selasa (27/11/2018).KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Sandiaga Uno saat berpose di depan pendukungnya saat berkunjung ke Banyuwangi, Selasa (27/11/2018).

Buya Syafii juga mengingatkan Sandiaga Uno untuk tidak menjadi elite politik yang suka memperkeruh suasana. Menurut Buya, pemilu yang damai juga tergantung dari para elite politik.

"Kalau elitenya mengompor-ngompori nanti, menurut saya juga nggak sehat, itu melelahkan. Sandi tampaknya sudah mau berusaha supaya semua damai dan semua betul-betul secara jujur membela bangsa ini," tuturnya.

"Merajut kembali persatuan dan keutuhan bangsa, jangan sampai terkoyak-koyak. Bersatu belum tentu berhasil, apalagi terpecah belah," imbuhnya.

Selain itu, Buya Syafii Maarif juga berpesan agar dari posisi politisi bisa menjadi negarawan. Jika politisi sudah menjadi negarawan, itu menjadi kunci Indonesia yang damai.

"Jadi posisi dari politisi menjadi negarawan itu yang sering saya sampaikan. Itu saya rasa kuncinya ke depan sehingga Indonesia tidak tercabik-cabik lagi," katanya.

Baca Juga: "Jadilah Wapres Rakyat Indonesia, Bukan Hanya untuk Partai Pendukung"

5. Alasan Sandiaga tidak hadiri reuni 212

Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, di Jalan Galuh II, Senin (28/11/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, di Jalan Galuh II, Senin (28/11/2018).

Calon wakil presiden nomor urut 2 Sandiaga Uno menyampaikan alasan tidak dapat menghadiri di acara reuni 212 di Monas, Jakarta, Minggu (2/12/2018).

Menurutnya, ia menaati keputusan Badan Pemenangan Nasional bahwa yang datang mewakili ke acara tersebut adalah Prabowo Subianto.

Selain itu, dia juga menaati nasihat Badan Pemenangan Nasional untuk terus turun ke pedesaan.

"Kami diputuskan oleh Badan Pemenangan Nasional bahwa kunci utama kami adalah terus turun ke pedesaan. Kebetulan hari ini ada agenda di delapan desa," ujar Sandiaga Uno usai bertemu dengan Buya Syafii Maarif di Yogyakarta.

Baca Juga: Di Yogyakarta, Sandiaga Sampaikan Alasan Tidak Hadir di Acara Reuni 212

Sumber: KOMPAS.com (Wijaya Kusuma)

Editor : Khairina

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden