Partai Berkarya: Terjadi Demam Kerinduan Enaknya Zaman Pak Harto

Senin, 21 Mei 2018 | 14:47 WIB
KOMPAS / RIZA FATHONI Warga melintas di depan bak truk bergambar presiden kedua RI, Soeharto, di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (25/5/2013). *** Local Caption *** Berakhirnya Orde Baru Warga melintas di depan bak truk bergambar mantan Presiden RI kedua, Soeharto di kawasan Pondok Bambu, Jakarta, Sabtu (25/5). Rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto tumbang 15 tahun yang lalu. Hal ini menandai dimulainya era Reformasi yang berlangsung hingga saat ini. Kompas/Riza Fathoni (RZF) 25-05-2013

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Berkarya menyambut gembira hasil survei Indo Barometer yang menempatkan Soeharto sebagai Presiden yang paling berhasil memimpin Indonesia.

Hasil survei tersebut diklaim sudah sesuai dengan yang diprediksi Partai Berkarya.

"Beberapa tahun belakangan ini, telah terjadi demam kerinduan enaknya zaman Pak Harto di berbagai daerah di tanah air," kata Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/5/2018).

Dengan hasil survei tersebut, kata Priyo, Partai Berkarya tidak ragu lagi untuk mengatakan, salah satu strategi yang diusung adalah mengangkat kembali memori masyarakat pada zaman Soeharto.

Politisi senior yang lama bergelut di Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, kini resmi menjadi Sekjen Partai Berkarya.   Pada Kamis (12/4/2018) hari ini, Priyo mewakili partainya untuk hadir dalam Halaqah Kebangsaan di PP Muhammadiyah, Jakarta.KOMPAS.com/Ihsanuddin Politisi senior yang lama bergelut di Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, kini resmi menjadi Sekjen Partai Berkarya. Pada Kamis (12/4/2018) hari ini, Priyo mewakili partainya untuk hadir dalam Halaqah Kebangsaan di PP Muhammadiyah, Jakarta.
Partai Berkarya juga akan menggunakan tagline "Luwih Enak Zamanku To?" dengan foto Soeharto yang tengah mengembangkan senyum khasnya.

Baca juga: Survei Indo Barometer, Soeharto Dinilai sebagai Presiden Paling Berhasil

"Kami juga tidak ragu-ragu mengusung kembali ajaran Soeharto tentang Trilogi Pembangunan sebagai solusi terhadap karut-marut situasi bangsa sekarang ini," kata dia.

Trilogi pembangunan itu, kata Priyo, intinya adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan stabilitas nasional yang mantap.

Priyo meyakini, tekad tersebut bisa tercapai karena Partai Berkarya dipimpin langsung oleh anak bungsu Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

"Hak kami untuk mengatakan bahwa Pak Harto adalah tokoh bangsa yang hebat, Bapak Pembangunan yang besar jasanya," tambah dia.

Baca juga: Budiman Sudjatmiko: Presiden Paling Berhasil adalah Jokowi, Bukan Soeharto

Presiden kedua RI Soeharto sebelumnya dinilai sebagai presiden yang paling berhasil dalam memimpin Indonesia.

Ini merupakan hasil survei Indo Barometer terhadap 1.200 responden pada 15 hingga 22 April 2018.

Pengumpulan data survei dilaksanakan menggunakan teknik wawancara tatap muka responden melalui kuisioner.

"Sebanyak 32,9 persen responden memilih Soeharto sebagai presiden yang paling berhasil di Indonesia," ujar Direktur Eksektufi Indo Barometer, Muhammad Qodari dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (20/5/2018).

Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...

Sosok proklamator Soekarno menempati posisi kedua sebagai presiden yang paling berhasil di Indonesia. Hasil survei memperlihatkan Soekarno dipilih oleh 21,3 persen responden.

Adapun, posisi ketiga, keempat, dan kelima ditempati oleh Joko Widodo (17,8 persen), Susilo Bambang Yudhoyono (11,6 persen), dan BJ Habibie (3,5 persen).

Sementara di posisi keenam dan ketujuh, yakni Abdurrahman Wahid (1,7 persen) dan Megawati Soekarnoputri (0,6 persen).





Penulis : Ihsanuddin
Editor : Sandro Gatra

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden