JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, komplotan penyelundup sabu seberat hampir 300 kilogram yang terungkap di Pluit pada Rabu (26/7/2017) telah enam kali melakukan aksinya.
Menurut Budi, dalam setiap aksinya, jaringan ini melakukan modus serupa. Para pelaku memasukkan sabu ke mesin pemoles sepatu untuk mengelabui petugas.
"Ada yang berbeda, ada yang mirip, tetapi intinya mereka sudah teridentifikasi ketika keluar masuk (pelabuhan). Kami enggak bisa pastikan apakah mereka membawa barang atau tidak karena tidak ditemukan, tetapi kalau keluar masuk cukup sering kan, nah ini ada apa," ujar Budi di Kantor BNN, Jakarta Timur, Kamis (27/7/2017).
(Baca juga: BNN: Pengedar Sabu 300 kg di Pluit Berbeda dengan Pengedar Sabu 1 Ton)
Budi juga menyampaikan, jaringan ini tidak hanya mengedarkan sabu di Jakarta. Berdasarkan catatan BNN, jaringan ini pernah mangedarkan sabu ke Kalimantan Barat dan beberapa wilayah lain di Indonesia.
Kendati demikian, ia belum mengetahui berapa banyak sabu yang masuk ke Indonesia dalam sekali pengiriman.
Namun, bila dilihat dari pengungkapan sabu di Pluit, menurut dia, kemungkinan sabu yang diedarkan jaringan tersebut jumlahnya hampir sama dalam setiap kali pengiriman, yakni 300 kilogram.
"Soal jumlah persisnya tidak tahu karena lolos, tetapi mereka ini kan sindikat, jadi mereka memasukan dengan jumlah yang besar," ujar Budi.
Sabu seberat hampir 300 kilogram diamankan petugas BNN di dalam mobil boks pada Rabu sore di kawasan Pluit.
(Baca juga: Sri Mulyani Datangi Lokasi Penyimpanan 300 Kg Sabu di Pluit)
Dalam pengungkapan kasus ini, seorang pelaku asal Taiwan ditembak mati karena melawan petugas.
Selain itu, dua orang pelaku yang merupakan warga negara Indonesia diamankan dan telah dimintai keterangan.