Cerita Megawati, Prabowo, dan Nasi Goreng...

Rabu, 24 Juli 2019 | 19:06 WIB
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO Calon presiden Megawati Soekarnoputri dan calon wakil presiden Prabowo Subianto mengisi hari tenang menjelang pemilu presiden dengan masak bersama di kediaman Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, Selasa (7/7/2009).

Pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyisakan sejumlah cerita. Salah satunya, cerita tentang nasi goreng. Megawati menyebutnya, diplomasi nasi goreng yang "ampuh".

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada Januari 2019, Megawati Soekarnoputri pernah bercerita soal persahabatannya dengan Prabowo Subianto dan Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid.

Dengan keduanya, Megawati mengaku pernah memiliki perbedaan pandangan.

Namun, meski berbeda, persahabatan dan kedekatan dengan para sahabatnya itu tetap terjalin. Pengikatnya adalah makanan.

Ya, bagi Megawati, makanan bisa menjadi elemen yang mendekatkan.

Hal itu pula yang terlihat saat Megawati dan Prabowo bertemu, Rabu (24/7/2019), di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.

Megawati dan Prabowo bertemu didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Kepala BIN Budi Gunawan, Puan Maharani, dan Seskab Pramono AnungDokumentasi PDI-P Megawati dan Prabowo bertemu didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Kepala BIN Budi Gunawan, Puan Maharani, dan Seskab Pramono Anung
Megawati menyiapkan menu spesial untuk Prabowo: nasi goreng.

Menurut Presiden ke-5 RI ini, nasi goreng menjadi sarana diplomasi yang "ampuh".

“Untunglah kalau perempuan pemimpin dan politisi, ada bagian yang mudah meluluhkan hati laki-laki, itu namanya politik nasi goreng yang ternyata ampuh,” ujar Megawati, seusai bertemu Prabowo.

Baca juga: Politik Nasi Goreng Megawati Saat Bertemu Prabowo...

Pujian pun dilayangkan Prabowo kepada Megawati. Pujian untuk nasi goreng yang disajikan untuknya.

“Luar biasa, saya sampai nambah, tapi Beliau (Megawati) ingatkan saya untuk diet,” ujar Prabowo.

Diplomasi nasi goreng

Diplomasi nasi goreng tak hanya kali ini digunakan Megawati.

Melambung ke 10 tahun lalu. Pada masa tenang Pemilihan Presiden 2009, Megawati yang saat itu maju berpasangan dengan Prabowo sebagai wakilnya, memilih memasak bersama.

Kegiatan masak-memasak itu dilakukan keduanya di kediaman Megawati saat masa tenang menjelang hari pencoblosan.

Jadi, cerita Megawati dan Prabowo soal nasi goreng di tengah dinamika hubungan politik keduanya sudah berlangsung lama.

Sementara, pada 7 Januari 2019, Megawati pernah mengatakan, berdasarkan keterangan orang dekat Prabowo, mantan Danjen Kopassus itu merindukan nasi goreng buatannya.

Baca juga: Puji Nasi Goreng Buatan Megawati, Prabowo Sampai Nambah

“Ada salah satu orang yang dekat dengan Pak Prabowo bilang ke saya, 'Pak Prabowo suka tanyakan lho Bu, kapan mau bikin nasi goreng?'. Karena nasi goreng saya top lho,” kata Megawati, saat acara Megawati Bercerita.

Bahkan, menurut Mega, Gus Dur juga kerap datang ke rumahnya untuk menikmati nasi goreng bikinannya.

"Dulu Gus Dur telepon, 'Mbak aku teko (datang) yo, nasi goreng, nasi goreng'. Dia mesti minta nasi goreng. Itu saya bikin sendiri lho," kisah Megawati kala itu.

Tak hanya Megawati yang menggunakan nasi goreng sebagai bagian dari diplomasi politik.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menyajikan menu yang sama saat melakukan pertemuan dengan Prabowo, pada 27 Juli 2017.

Prabowo juga pernah menyantap nasi goreng bersama Jokowi saat melakukan pertemuan di Hambalang pada Oktober 2016.

Mengapa nasi goreng selalu menjadi pilihan? Mungkin Megawati, SBY, dan Prabowo punya jawaban.

(Sumber: Kompas.com/Kristian Erdianto, Rakhmat Nur Hakim, Ihsanuddin, Nabilla Tashandra)

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden