Kisah Kasih SBY-Ani Yudhoyono: Saat Jantung Berdegup Kencang dan Pipi Merah Tersipu Malu...

Minggu, 2 Juni 2019 | 08:54 WIB
Instagram Ani Yudhoyono Foto Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono

JAKARTA, KOMPAS.com – Kesetiaan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono mendampingi istrinya, Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono, melalui masa-masa sulitnya, menimbulkan kekaguman.

Sejak Ani Yudhoyono menjalani perawatan di Singapura karena kanker darah yang dideritanya, SBY selalu berada di sisi kekasih hatinya itu. Hingga akhirnya Ani berpulang pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu Singapura.

Kisah kasih keduanya hingga pernikahan berjalan sekitar 40-an tahun menyimpan banyak cerita.

Kisah awal pertemuan keduanya pun pernah diceritakan SBY dalam buku berjudul "SBY, Sang Demokrat" terbitan Dharmapena Publishing tahun 2004.

Baca juga: Duka Mendalam Keluarga Yudhoyono...

Saat itu, SBY yang duduk di tingkat empat Akabri didapuk sebagai Komandan Divisi Korps Taruna.

Ia harus melapor kepada sang Gubernur, Sarwo Edhie Wibowo, yang akan memberikan kata sambutan di Balai Taruna.

Tak dinyana, di situ pula SBY pertama kali bertemu Ani, yang ketika itu sedang berlibur di Lembah Tidar. Mata keduanya bertemu pandang.

Salah satu putri kesayangan Gubernur Akabri itu memang tinggal di Jakarta dan baru kali itu ia ke Magelang, menemui orangtuanya.

Jantung SBY tiba-tiba berdegup kencang. Sementara pipi Ani merah merona tersipu malu.

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri santap malam sekaligus temu masyarakat Banyumas di Taman Andang Pangrenan, Purwokerto, Jumat (23/11/2018). KOMPAS.com/ IQBAL FAHMI Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri santap malam sekaligus temu masyarakat Banyumas di Taman Andang Pangrenan, Purwokerto, Jumat (23/11/2018).
Setelah pertemuan tersebut, Ani sungguh tertarik kepada pria ganteng yang memiliki postur tinggi gagah. Apalagi ketika SBY sudah mengenakan pakaian dinas taruna.

“Kedua, saya melihat dia dewasa sekali,” kenang Ani.

SBY rupanya juga jatuh hati. Ia ingin mengenal Ani jauh lebih dekat.

Sejak saat itu, setiap ada pesiar, SBY selalu menyampatkan diri ke rumah dinas gubernur. SBY mencoba keberuntungan, siapa tahu ada Ani lagi di Magelang.

“Itu saya kira jalan Tuhan,” kata SBY yang mengenang pertemuan pertamanya dengan Ani.

Baca juga: Kecintaan Ani Yudhoyono dengan Kain Daerah...

Sekian lama, hubungan mereka meningkat menjadi berpacaran. Seiring berjalannya waktu, keduanya makin mengenal satu sama lain.

Ani menemukan kedewasaan yang lebih dari diri SBY. Sebaliknya, SBY menemukan sosok yang sangat perhatian dan penuh kasih sayang terhadap dirinya.

Bahkan, dari sekian banyak teman kuliah yang Ani kenal selama ini, ia tidak pernah menemui hal-hal yang ada pada SBY, putra pasangan Soekotjo dan Siti Habibah tersebut.

Hari berganti bulan, Ani melihat kekasih hatinya itu semakin matang, tidak emosional. Berbicara pun selalu teratur, walaupun cakupan pembicaraannya belum terlampau luas.

Ayah SBY terkejut

SBY sempat menceritakan hubungan kasihnya itu ke sang ayah. Soekotjo yang merupakan pensiunan Komandan Rayon Militer (Danramil) itu terkejut bukan main. Soekotjo menganggap, putra tunggalnya salah memilih teman.

Kok berani-beraninya menggoda putri jenderal? Kegelisahan hati itulah yang dirasakan Soekotjo.

“Apakah tidak jomplang statusmu dengan anak gubernur yang pangkatnya mayor jenderal?” kenang SBY menceritakan kegelisahan sang ayah.

Baca juga: Saat Pemakaman Ani Yudhoyono, Ini Rencana Penutupan Jalan di Sekitar TMP Kalibata

SBY pun berkali-kali meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak pernah minder atau kecil hati berpacaran dengan anak jenderal.

SBY menekankan, ia tidak pernah canggung bergaul dengan siapa saja, termasuk dengan anak jenderal, teman-temannya di Akabri.

Sang ayah luluh, kegelisahan hatinya perlahan sirna. Soekatjo akhirnya menganggap kekhawatirannya itu terlalu berlebihan. Sebab, rupanya Sarwo Edhie sendiri tidak berperasaan sama seperti dirinya.

Pikir Soekotjo, mungkin karena SBY pandai bergaul dan memiliki kepribadian baik sehingga Sarwo Edhie tidak pernah mempersoalkan latar belakang calon menantu yang memiliki ayah dengan pangkat jauh di bawahnya.

Ani bercerita, sebetulnya yang terlebih dahulu senang dengan SBY adalah sang ibu.

“Ibu saya lebih dulu kenal dia, tanpa sepengetahuan saya. Ibu jatuh sayang kepada dia mungkin karena perilakunya yang santun,” ujar Ani.

Hubungan jarak jauh hingga menikah

Dari hari ke hari, hubungan SBY dan Ani kian dekat. Namun, lantaran saat itu Ani tinggal dan kuliah di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, tepatnya tahun 1973, kasih sayang mereka tuangkan di dalam surat menyurat.

Tidak lama kemudian, mereka berpisah cukup lama karena Ani harus ikut sang ayah yang mendapatkan tugas menjadi Duta Besar RI untuk Korea Selatan.

Baca juga: Ini Rangkaian Rencana Pemakaman Ani Yudhoyono

Agar hubungan SBY dan Ani tetap dekat di hati, walau berjauhan tempat, pada Februari 1974, mereka lebih dahulu bertunangan sebelum Ani berangkat ke Korea Selatan.

Hubungan jarak jauh rupanya masih terjadi saat Ani kembali ke Tanah Air.

Saat itu, giliran SBY yang pergi jauh. SBY sedang menempuh pendidikan lanjutan sebagai Airborne dan Ranger di Amerika Serikat.

Namun, tidak lama setelah SBY kembali dari Negeri Paman Sam, keduanya sepakat untuk membina rumah tangga. Tepatnya tanggal 30 Juli 1976, SBY dan Ani melangsungkan pernikahan.

Uniknya, SBY dan Ani dinikahkan bersama-sama dengan saudara Ani. Pasangan pertama, Erwin Sudjono dengan Wrahasti Cendrawasih (kakak Ani). Pasangan kedua, Hadi Utomo dengan Mastuti Rahayu (adik Ani). Pasangan ketiga, SBY dan Ani sendiri.

Baca juga: Pohon Bilalang, Kenangan Ani Yudhoyono untuk Kota Parepare

Ketiga menantu Sarwo Edhie itu adalah mantan mantan Taruna Akabri. Erwin angkatan 1975. Saat menikah, pangkatnya Letnan Dua. SBY angkatan 1973. Saat itu berpangkat Letnan Satu. Sementara, Hadi angkatan 1970. Pangkatnya Kapten.

Pesta pernikahan berlangsung meriah di ballroom Hotel Indonesia. Mereka menjadi tontonan bule yang menginap di hotel bersejarah itu. Bagaimana tidak, suasana pesta yang meriah itu bak sebuah parade militer.

Hanya saja, persoalannya bukan terletak di situ. Namun, atas pertimbangan kepraktisan, pernikahan itu dilangsungkan bersama-sama.

Sebab, sebagai seorang pejabat negara, Sarwo Edhie tidak punya waktu jika setiap tahun harus menikahkan putrinya.

“Rasanya minta izin ke Presiden untuk setiap tahun pulang mengawinkan anak, tidak enak,” ungkap Ani.

“Sementara, kalau yang menikah yang muda lebih dahulu, Bapak tidak mau. Tabu untuk melangkahi,” lanjut dia.

Kini, cerita itu tinggal kenangan. Pada Minggu (2/6/2019) pagi ini, jenazah Ani masih disemayamkan di Pendopo Cikeas.

Pada Minggu siang, akan dilaksanakan shalat jenazah kemudian dilanjutkan pemakaman di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 15.00 WIB.

Selamat jalan, Ibu Ani...

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden