Food Truck, Mengolah Gaya Santap Baru Kaum Urban

Sabtu, 4 Oktober 2014 | 13:36 WIB
KOMPAS/PRIYOMBODO Deretan food truck yang mangkal di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/9/2014). Bisnis kuliner dengan menggunakan mobil atau truk yang dapat berpindah-pindah tempat jualan sedang menjadi tren di Jakarta. Food truck diadopsi dari Amerika Serikat.
MEREKA menangkap peluang dari gaya bersantap praktis, fleksibel, harga terjangkau, dan sehat. Dengan kemasan khas, mereka menyasar kaum urban yang dinamis. Anak-anak muda ini lalu memboyong ide food truck, yang lebih dahulu populer di Amerika Serikat, ke Jakarta.

Apa laku? Bagi mereka, jika tidak diperjuangkan, peluang akan segera hilang.

Jualan makanan dengan mobil memang tidak asing di Indonesia. Sebagian pedagang sayur, pernak-pernik dapur, pecel, bakso, atau sate sudah menggunakan mobil bak terbuka atau kendaraan roda tiga berkeliling kampung menjajakan dagangan.

Lantas, apa bedanya dengan food truck? Bagi Anar ”Puput” Arsyid (26), satu dari empat pendiri Amerigo, kendaraan dalam food truck memiliki desain khusus dari sisi konstruksi dan rupa. Ada dapur untuk memproses makanan, umumnya menawarkan menu tematis.

Amerigo adalah satu dari beberapa ”merek” yang mengawali tren food truck di ibu kota Jakarta. Amerigo memakai truk Mitsubishi Colt FE 71 L yang memiliki panjang total 5,75
meter untuk membangun dapur bergerak. Kompor, alat pendingin, pemanggang, penggorengan, serta rak dan meja tertata di dapur kendaraan.

Selain Amerigo, ada Loco Mama, Tabanco Coffee, Jakarta Food Truck (JFT), Taco Truck, Food Stop, Retro Gourmet, Street Ramyun, dan lainnya yang menyemarakkan food truck di Jakarta. Mereka muncul sejak akhir tahun lalu dan mayoritas dikelola anak muda.

Menurut Sigit, esensi food truck adalah terus bergerak. Oleh karena itu, kendaraan didesain menjadi dapur sekaligus kios yang bisa berpindah-pindah tempat. ”Beda dengan pedagang yang ada selama ini, kami masih memproses makanan di kendaraan, tak sekadar memajang dan menjualnya,” kata Sigit Adrian Pambudi (25), rekan Puput, sesama pendiri Amerigo, di arena Festival BBQ Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Menu berbeda

Selain praktis, menu yang disajikan food truck umumnya juga spesifik, sesuai dengan tema yang diusung pengelola. Amerigo menawarkan menu dari sejumlah penjuru dunia, seperti nasi ayam biryani dari India, beef burger dari Amerika, japchae dari Korea, dan poutine dari Perancis. Loco Mama, food truck yang digagas Griselda Valentina dan rekan, menawarkan menu khas Meksiko, seperti burrito, nacho, quesadilla, dan mexican s’mores. Pembeli bebas memilih sambal dan topping untuk menu utama dengan harga bervariasi Rp 20.000 hingga Rp 40.000.

KOMPAS/PRIYOMBODO Deretan food truck yang mangkal di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/9/2014). Bisnis kuliner dengan menggunakan mobil atau truk yang dapat berpindah-pindah tempat jualan tengah menjadi tren di Jakarta.
Beda dengan Amerigo, Loco Mama memakai mobil antik produksi tahun 1941 untuk mempertegas tema. Loco Mama biasa mangkal di Jalan Kemang Raya, tetapi kerap berkeliling Jakarta. Adapun Felix DJ (34), pemilik Tabanco Coffe, spesifik menawarkan kopi-kopi Indonesia di atas Volkswagen (VW) Combie. Felix mengolah dan menyajikan kopi toraja, papua, mandeling, dan jawa dengan merek Tabanco.

”Indonesia sangat kaya akan kopi. Saya ingin mengenalkannya dengan cara ini,” kata Felix.

Tawaran berbeda disodorkan Street Ramyun yang mangkal di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Street Ramyun khusus menjajakan masakan khas Korea. Sementara bus merah menyala Rumah Sosis dari Bandung setia menunggu pelanggannya di pinggir jalan raya kawasan Rawa Buntu di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan.

Peluang

Usaha food truck butuh modal hingga ratusan juta rupiah. Alokasi terbesar untuk pembelian kendaraan dan konstruksi dapur. Namun, peluang bukan berarti tertutup bagi pemula. Puput dan kawan-kawan, misalnya, berjuang mendapatkan modal hingga Rp 700 juta dari investor melalui proposal usaha. Mereka membuat detail rencana dan target periodik.

Hasilnya, Amerigo bisa meraup omzet Rp 134 juta pada bulan pertama. ”Meski tinggi, pencapaian itu belum sesuai dengan harapan. Sebab, jam operasi lebih pendek dari rencana,” kata Puput yang pada Senin-Jumat biasa mangkal di Pasar Santa, Jakarta Selatan.

Omzet besar bisa jadi karena terbawa booming fenomena serupa di luar negeri. Namun, bagi Felix, peluang adalah berkah yang harus diperjuangkan agar terus berkembang. Menurut dia, ada tiga kunci untuk membuatnya tumbuh, yakni konsistensi, inovasi, dan kreativitas.

Ekonom Universitas Indonesia, Aris Yunanto, menjadi bagian dari masyarakat urban Jakarta dan sekitarnya yang terpesona oleh demam food truck ini. ”Ini memang fenomena baru, sangat menarik, walau saya tahu food truck ini sebenarnya kemasannya saja yang berbeda.”

Aris melihat food truck mampu mendobrak patron usaha jasa kuliner yang selama ini terperangkap pada bentuk layanan yang itu-itu saja. Bukan berarti era warung tenda atau lesehan akan berakhir karena kehadiran food truck. Namun, nongkrong sembari mengerumuni mobil besar berisi berbagai jenis makanan segar langsung olahan dapur berjalan tentu jadi daya tarik yang sulit ditolak siapa pun.

Pertama, kehadiran bus, truk, atau mobil yang dimodifikasi menjadi begitu cantik, lucu, dan unik jelas bukan pekerjaan kacangan. Ada sentuhan seni, barang berkualitas, dan penerapan teknologi, sesuatu yang banyak digandrungi kaum kelas menengah urban.

”Indonesia termasuk yang tertinggi pertumbuhan kelas menengahnya. Kelas ini mereka yang mampu membelanjakan 2-20 dollar AS per hari. Ciri-ciri kelas ini adalah mereka senang dilayani, mencoba hal baru, tahu sedikit banyak tentang tren di luar negeri, dan ingin merasakan sensasinya di sini,” katanya.

KOMPAS/PRIYOMBODO Deretan food truck yang mangkal di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (18/9/2014). Bisnis kuliner dengan menggunakan mobil atau truk yang dapat berpindah-pindah tempat jualan tengah menjadi tren di Jakarta.
Aris melihat pemerintah daerah atau pihak swasta pantas memberikan ruang bagi berkembangnya food truck meski diakui, keberadaan food truck secara individu memang belum berpotensi menjadi sektor yang mendatangkan pendapatan bagi pemerintah daerah.

”Tapi, coba deh, kawasan seperti Taman Monas itu sekali waktu dibuka untuk menjadi tempat para pengusaha food truck berkumpul. Parkir dikelola, kutipan ringan untuk penggunaan tempat, dan disiapkan kamar kecil mobil untuk pengunjung. Tercipta destinasi wisata kuliner yang asyik dan pasti dicari orang,” tambahnya.

Terlebih jika pemodal besar turut melihat potensi bisnis ini. Sangat mungkin terjadi perkembangan food truck di Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia makin pesat. Di AS saja kini ada sekitar tiga juta food truck aktif melayani konsumen.

Apresiasi tinggi patut disematkan kepada para pelopor food truck di negeri ini. Tanpa inisiatif dan inovasi Puput, Griselda, Felix, dan wirausaha muda lain, orang Indonesia mungkin cuma mengenalnya di layar televisi atau film. (Mukhamad Kurniawan/Neli Triana)
Penulis :

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden