Asap di Riau Juga Berasal dari Sumatera Selatan dan Jambi

Minggu, 15 September 2019 | 09:33 WIB
KOMPAS.COM/IDON TANJUNG Kabut asap pekat dengan jarak pandang sekitar 300 meter di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (13/9/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Infromasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan bahwa kabut asap yang terjadi di Riau tidak hanya berasal dari Riau.

Menurut dia, Sumatera Selatan dan Jambi juga menyumbang asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah tersebut.

Di Riau, kata dia, secara umum tidak terdeteksi adanya hotspot oleh satelit.

"Tapi hasil laporan satgas kemarin sore, masih ada titik api yang belum padam dan mengeluarkan asap sehingga kondisi masih berasap," ucap Agus melalui siaran pers, Minggu (15/9/2019). 

"Bandara Padang juga berasap, dampak karhutla dari Sumsel, Jambi dan Riau. Jadi asap di Riau ini berasal dari Sumsel, Jambi, dan Riau sendiri," ucap dia. 

Baca juga: Kemarau di Riau Berlangsung hingga Oktober 2019, Kabut Asap Masih Pekat

Pada Minggu (15/9/2019) pagi, kata dia, jarak pandang di Riau hanya mencapai 1 kilometer saja pada pukul 07.00 WIB.

"Umumnya Riau masih berasap, jarak pandang 1 kilometer tadi pagi jam 7," kata dia.

Dari data BMKG pada Sabtu (14/9/2019) pukul 16.00 WIB, terdeteksi asap di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Semenanjung Malaysia, Serawak Malaysia, dan Singapura.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah-wilayah tersebut berdampak pada kualitas udara yang dihirup masyarakat.

Baca juga: Dapat Kiriman Kabut Asap dari Penjuru Kalimantan, Langit Samarinda Mulai Pekat

Luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau menurut catatan BNPB yaitu seluas 49.266 hektar.

Sejumlah luas lahan terbakar lahan gambut seluas 40.553 ha dan mineral 8.713 ha.

Karhutla yang masih terus berlangsung ini mengakibatkan dampak yang luas selain kerusakan lingkungan dan kesehatan, juga aktivitas kehidupan warga masyarakat.

Editor : Icha Rastika

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden