Pengamat: Nasdem Tunjukkan Tanda Perlawanan tapi Tak Akan Oposisi

Sabtu, 3 Agustus 2019 | 08:07 WIB
ANTARA FOTO/FAUZI LAMBOKA Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019). Kunjungan Anies Baswedan tersebut untuk menghadiri undangan makan siang dari Surya Paloh serta membicarakan pembangunan Provinsi DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Fauzi Lamboka/wpa/wsj.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beberapa waktu lalu merupakan warning atau peringatan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ubedilah mengatakan, pertemuan para elite politik merupakan peristiwa simbolik dalam dunia politik yang dapat ditafsirkan sebagai bagian dari makna politik.

Dengan demikian, ketika Surya Paloh bertemu Anies Baswedan dalam waktu yang sama dengan pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto, maka pertemuan tersebut menjadi pertemuan tak biasa.

"Pertemuan itu (Surya Paloh dan Anies Baswedan) pertanda politik atau warning politik untuk Jokowi kalau beliau memberi banyak ruang banyak untuk Gerindra," ujar Ubedilah di kawasan TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).

Baca juga: Manuver Nasdem kepada Anies, Sinyal Perpecahan Koalisi Jokowi...

Partai Nasdem yang selama ini berada di barisan Jokowi, bahkan mengusung Jokowi sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden 2019 lalu, dikatakannya memungkinkan memilih jalan berbeda dengan Jokowi di pemerintahan baru nanti.

Kendati demikian, kata dia, tidak ada watak oposisi yang dimiliki oleh partai Nasdem. Sejak berdiri, partai tersebut sudah merupakan bagian dari kekuasaan negeri ini, karena tokoh-tokohnya yang mmerupakan bagian dari penguasa era orde baru.

"Jadi meskipun ada tanda-tanda perlawanan ke Jokowi, menurut saya, Nasdem tidak akan memilih watak oposisi," kata dia.

Baca juga: Sinyal Dukungan Partai Nasdem untuk Anies Baswedan pada Pilpres 2024..

Apa yang dilakukan Nasdem dengan bertemu Anies Baswedan beberapa waktu lalu juga dinilai Ubedilah hanya untuk meningkatkan nilai tawar di hadapan Jokowi.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan Nasdem memerlukan satu strategi agar mendapatkan kursi kabinet lebih banyak dibandingkan partai lain di pemerintahan baru nanti.

Seperti diketahui, pertemuan antara Surya Paloh dan Anies Baswedan dilaksanakan di Kantor DPP Nasdem di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (24/7/2019).

Pengamat Politik UNJ Ubedilah Badrun menilai sumber penyakit yang diderita PAN ada di elite politiknya.KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Pengamat Politik UNJ Ubedilah Badrun menilai sumber penyakit yang diderita PAN ada di elite politiknya.

Baca juga: Pertemuan Ketum Nasdem, PPP, PKB, dan Golkar, Sinyal Kekecewaan Koalisi?

Dalam pertemuan tersebut, Surya Paloh sempat menyampaikan dukungannya kepada Anies apabila mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maju sebagai calon presiden 2024 mendatang.

Di hari yang sama, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri juga bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.

Pertemuan Megawati dan Prabowo sendiri berlangsung setelah sebelumnya Prabowo bertemu dengan Jokowi pada Sabtu (13/7/2019) di Stasiun MRT Lebak Bulus.

Pertemuan Prabowo dengan keduanya banyak dispekulasikan masyarakat bahwa Gerindra kemungkinan akan mendukung pemerintahan Jokowi nanti dan tidak lagi menjadi oposisi seperti saat ini.

Kompas TV Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh setelah bertemu dengan dengan Anies Baswedan menyampaikan dukungan untuk Anies maju sebagai capres. Respon pun bermunculan terkait dukungan ini termasuk dari kalangan partai pendukung Jokowi. Seriuskan Nasdem memberi dukungan untuk Anies Baswedan. Kita membahasnya dengan ketua Dpp Partai Solidaritas Indonesia ,Tsamara Amani dan lewat sambungan telepon sudah bersama Ketua DPP Partai Nasdem, Taufik Basari. #Nasdem #PSI #AniesBaswedan



Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden