PALEMBANG, KOMPAS.com - Empat sumur yang diduga hasil illegal drilling (pengeboran ilegal) ditemukan di lokasi semburan lumpur di Desa Kaliberau, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Penemuan empat sumur tersebut ketika pihak Pertamina Exploration and Production (EP) Asset 1 Ramba Field melakukan penutupan di lokasi lumpur setinggi 30 meter tersebut.
Humas SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) Andi Arie menuturkan, pihak Pertamina EP Asset 1 masih berupaya melakukan penutupan sumur ilegal dilokasi lumpur dengan cara membuat kolam dan parit di lokasi kejadian.
Baca juga: Semburan Lumpur Setinggi 30 Meter di Musi Banyuasin Mereda
"Ada 4 titik sumur liar yang ditemukan di sana. Sekarang kami masih berupa untuk melakukan penutupan sumur dengan cara di semen," kata Andi, Selasa (23/7/2019).
Andi menerangkan, jika penutupan satu sumur telah berhasil, mereka akan menutup empat sumur lain dengan metode yang sama. Saat ini, lokasi semburan lumpur pun telah dipasang garis polisi agar tidak dilewati warga
"Kami juga sudah memasang rambu agar tidak menyalakan api terbuka di lokasi semburan. Di khawatirkan masih ada gas yang tersisa. Luas area yang terdampak 150x150 meter di areal perkebunan sawit," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, semburan lumpur setinggi 30 meter mendadak muncul di areal perkebunan warga yang berada di Desa Kaliberau Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.
Semburan lumpur tersebut diduga karena adanya aktivitas penambangan minyak ilegal yang dilakukan oleh warga.
Camat Bayung Lencir Akhmad Toyibir mengatakan, kejadian tersebut berlangsung sejak Jumat (19/7/2019) kemarin. Tak ada korban jiwa dari kejadian tersebut, namun kebun sawit milik warga terendam lumpur.
Baca juga: Apakah Semburan Lumpur di Cilacap Sama Seperti Lumpur Lapindo?
"Di lokasi sekarang sudah diamankan Polisi dan TNI, Pertamina dan SKK Migas juga sudah datang untuk menutup lumpur tersebut. Iya, informasinya begitu (pengeboran minyak ilegal)," kata Akhmad, saat dihubungi, Sabtu (20/7/2019).
Menurut Akhmad, kejadian tersebut baru pertama kali berlangsung. Ia tak mengetahui siapa pelaku pengeboran minyak tersebut.
"Polisi lagi mencari tahu siapa pelakunya. Kalau informasi yang kami dapat, lumpurnya tidak mengandung zat berbahaya," ujar dia.