Tujuh Putra Papua Lulus dari Universitas Ternama di Amerika Serikat

Jumat, 10 Mei 2019 | 10:03 WIB
VOA Indonesia/Koleksi Gubernur Lukas Enembe Gubernur Papua Lukas Enembe berfoto bersama tujuh mahasiswa Papua yang baru lulus dari Universitas Corban, Oregon, Amerika Serikat.

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tujuh putra-putri terbaik Papua lulus dari Universitas Corban, Oregon, Amerika Serikat. Bahkan, salah seorang di antaranya bahkan lulus dengan predikat magna cum laude.

Gubernur Papua Lukas Enembe bersama istri datang langsung untuk menyaksikan saat membanggakan itu, yang dilanjutkannya dengan upacara tradisional bakar batu sebagai ungkapan rasa syukur.

“Saya datang bersama ibu dan beberapa pejabat Papua untuk menyaksikan langsung wisuda tujuh mahasiswa Papua di universitas ini. Saya bangga sekali pada mereka!” ujar Lukas.

Baca juga: Kuasa Hukum Mahasiswa Papua Sebut Polisi Lakukan Pemulangan Paksa

Lukas tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya ketika diwawancarai VOA melalui telpon pada Senin (6/5/2019), dua hari setelah menghadiri upacara wisuda di Universitas Corban, Oregon.

Tujuh putra-putri terbaik Papua lulus dari universitas terkemuka itu, termasuk satu orang yang lulus dengan predikat magna cum laude.

Sherina Fernanda Msen, mahasiswa jurusan akuntansi, kepemimpinan dan manajemen itu bahkan dianugerahi “Top Accounting Student” oleh Oregon Society of Certified Public Accountants OSCPA.

“Saya tidak sangka lulus dengan magna cum laude. Saya memang punya passion pada numbers (angka), matematika dan problem solving, karena itu memilih akuntansi dan manajemen," ujar Sherina.

"Tapi tidak sangka dapat predikat terbaik. Saya awalnya memilih jurusan ini karena akuntansi dan manajemen mempunyai peluang besar dalam karir. Setiap perusahaan membutuhkan sistem keuangan yang baik khan,” tambah dia.

Tujuh putra-putri Papua ini adalah bagian dari sekitar 30-an remaja Papua yang dikirim untuk belajar ke negara bagian Oregon dengan menggunakan dana otonomi khusus.

“Yang kemarin lulus itu adalah rombongan pertama saya kirim dari Papua pada 2014. Mereka ini dikirim dengan dana otonomi khusus karena saya rasa perlu anak-anak kita belajar ke mana saja, ke dalam dan luar negeri," kata Lukas.

"Kami kirim sebagian ke luar negeri karena belum banyak anak Papua mengenyam kesempatan pendidikan di luar negeri. Mengapa di Jawa bisa ada banyak anak dikirim ke luar negeri jadi dokter dan sebagainya, tapi Papua tidak? Itulah sebabnya saya ingin mereka belajar ke luar negeri,” tambah dia.

Baca juga: Tolak Kibarkan Merah Putih, Mahasiswa Papua dan Warga Bentrok di Surabaya

Lukas menambahkan, sejak program mengirim putra-putri Papua ke luar negeri ini dimulai lima tahun lalu, sudah sekitar 500 orang belajar di berbagai negara, sebagian besar di Amerika Serikat.

“Tiga ratus enam puluh mahasiswa kita belajar di Amerika, kami kirim belajar di berbagai kampus, di 23 negara bagian,” imbuhnya.

Lebih jauh Lukas Enembe mengatakan, ia tidak mengharuskan mereka yang sudah lulus ini untuk kembali ke Papua. Sebab, menurutnya mengharumkan nama Indonesia dan Papua dapat dilakukan di mana saja.

“Pemerintah tidak mengharuskan mereka kembali untuk mengabdi. Mereka boleh mengabdi di mana saja di seluruh dunia asal tetap menjadi warga negara Indonesia, warga asli Papua. Itu harapan saya," kata dia.

"Tentu saja mereka bisa kembali untuk membangun ke Papua, tetapi kami tidak mengharuskan. Bagi kami, mereka bisa mengharumkan nama Papua, nama Indonesia di mana saja. Jangan terpaku harus ada di Papua saja. Mereka yang tidak pulang pun tidak kami haruskan mengembalikan uang kuliah selama ini,” dia menegaskan.

Yang menarik, Sherina Fernanda, yang kini sudah mendapat tawaran melanjutkan pendidikan strata dua dari tiga kampus bergengsi lain di Amerika Serikat, justru ingin pulang kampung.

“Saya pribadi malah ingin pulang ke Papua. Saya rindu Papua. Memang benar seperti kata Bapak Gubernur anak-anak Papua bisa mengharumkan nama Papua dan Indonesia dimana pun juga, tidak perlu harus dari Papua," ujar Sherina.

"Dengan kita bekerja dan berprestasi di tempat lain, kita bisa bantu Papua dan Indonesia dari tempat itu. Saya memang memimpikan pulang kembali dan bekerja di Papua. Saya asli dari Biak, tetapi tinggal di Jayapura. Saya ingin pulang," aku Sherina.

Sherina Fernanda memang berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Selain kuliah, sehari-hari ia juga bekerja sambilan dengan memberikan semacam les pribadi kepada mahasiswa lain yang membutuhkan tambahan bimbingan.

“Tapi saya selalu libur pada hari Sabtu agar saya bisa mendekatkan diri pada Tuhan, bisa tetap membaca Alkitab, dan baru kemudian bertemu teman-teman dan beristirahat. Bagaimana pun hidup kita harus balanced kan?” tambahnya.

Baca juga: Tolak Freeport, Mahasiswa Papua Demo Konjen AS di Bali

Sebagai bentuk rasa syukur Lukas Enembe, seluruh mahasiswa, dan mereka yang baru lulus wisuda itu dituangkan dalam upacara tradisional bakar batu.

“Kami buat bakar batu yang cukup bagus di dekat asrama mahasiswa di pinggiran kampus Oregon itu. Kami undang seluruh mahasiswa dan warga di sekitar," kata Lukas.

"Dalam upacara tradisional seperti itu dosen-dosen mereka dan juga saya sendiri memberi pesan dan nasehat untuk kehidupan mereka kelak. Kita sambut mereka, bangga dan beri penghargaan buat mereka. Benar-benar suasana kekeluargaan yang mengharukan,” tambah Lukas.

 

Penulis :
Editor : Ervan Hardoko

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden