Prabowo: Republik Ini Sudah Dirampok dari Rakyat Indonesia

Minggu, 7 April 2019 | 19:09 WIB
ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politik saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menyinggung soal kekayaan nasional yang mengalir ke luar negeri dan maraknya praktik korupsi, saat kampanye akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu (7/4/2019).

Bahkan, ia menyebut Indonesia telah dirampok dari rakyatnya sendiri.

"Ini adalah republik yang sudah dirampok dari rakyat Indonesia," ujar Prabowo.

Menurut Prabowo, tingkat praktik korupsi saat ini sudah parah. Ia mengibaratkan, fenomena korupsi seperti penyakit stadium 4.

Baca juga: Prabowo Bilang Kampanyenya Terbesar di RI, Maruf Amin: Biasa Saja, Tunggu 13 April

Maraknya praktik korupsi menyebabkan hilangnya sumber daya ekonomi yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat.

Akibatnya, kata Prabowo, banyak masyarakat yang tak bisa mendapatkan akses terhadap air bersih dan kelaparan.

Bahkan, ada warga yang gantung diri karena tidak bisa memberikan makanan ke anak-anaknya.

"Republik apa yang enggak bisa memberikan air bersih untuk rakyatnya? Ada rakyat kita yang kelaparan enggak bisa makan. Republik apa yang 73 tahun merdeka, rakyatnya ada yang gantung diri tidak bisa kasih makan untuk anak-anaknya," tutur Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Baca juga: Maruf Amin Tanggapi Sindiran Prabowo soal Program Kartu-kartu Jokowi

Dalam kampanye akbar Prabowo-Sandiaga tersebut hadir sejumlah tokoh agama, ulama dan para petinggi partai politik Koalisi Indonesia Adil dan Makmur.

Para petinggi partai yang hadir antara lain, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Presiden PKS Sohibul Iman, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso, Rachmawati Soekarnoputri dan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso.

Hadir pula tiga putri Presiden Soeharto, yakni Siti Hediati Hariyadi, Siti Hardijanti Rukmana dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Editor : Khairina

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden