Nasdem Belum Anggap Anies Baswedan Ancaman Bagi Jokowi

Rabu, 4 Juli 2018 | 19:01 WIB
ANTARA FOTO/WIDODO S JUSUF Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo (tengah) berjabat tangan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) di acara Silahturahmi Idul Fitri 1 Syawal 1439 H di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/6/2018). Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan silahturahmi lebaran dengan berbagai kalangan masyarakat mulai pejabat negara, menteri Kabinet Kerja dan masyarakat umum yang tinggal di sekitar Kota Bogor, Jawa Barat.

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G Plate tak menganggap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai ancaman bagi Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

Sebab, lanjut Johnny, hingga kini Anies belum berstatus sebagai capres. Ia menilai jika sudah dideklarasikan oleh partai atau gabungan partai politik yang memenuhi presidential threshold barulah Anies berstatus sebagai capres.

Hal itu disampaikan Johnny menanggapi dimunculkannya nama Anies sebagai capres oleh PKS.

"Kalau belum calon bagaimana bisa menjadi ancaman. Nah kita tunggu siapa yang jadi calon. Ancamannya datang dari mana. Ancamannya akan datang dari konsep-konsep yang yang hebat. Karena kita butuh sandingan konsep," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/7/2018).

Baca juga: HNW Sebut Ada Wacana Pasangan Anies-Aher pada Pilpres 2019

Ia mengatakan sebagai capres, Jokowi memiliki banyak konsep pembangunan yang matang dan berhasil diimplementasikan.

Karena itu, ia mengharapkan capres penantang Jokowi di Pilpres 2019 memiliki konsep pembangunan yang sama hebatnya.

Ia menambahkan jika semua nama yang selama ini kerap didengungkan sebagai penantang Jokowi telah berstatus capres, barulah Nasdem dan partai koalisi akan menyiapkan langkah yang serius.

"Sejauh ini semua pesaing itu kuat. Kami anggap kuat, semua pesaing pilpres adalah tokoh-tokoh nasional yang kami anggap hebat dan karenanya kami anggap itu secara serius. Kami hadapi itu tentu dengan perhitungan dan analisa yang matang," lanjut dia.

Kompas TV PKS terus mendorong nama Ahmad Heryawan sebagai Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.



Editor : Sabrina Asril

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden