Elektabilitas Jokowi Jadi Modal Pemenangan "Hasanah" di Pilkada Jabar

Senin, 15 Januari 2018 | 09:01 WIB
KOMPAS.com/Putra Prima Perdana Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P TB Hasanudin bersama Wakalemdiklat Polri Anton Charliyan menjadi calon gubernur dan wakil gubernur yang akan berkompetisi di ajang Pilkada Jawa Barat 2018 setelah mendaftarkan diri ke KPU Jawa Barat, Jalan Garut, Kota Bandung, Rabu (10/1/2018).

BANDUNG, KOMPAS.com — PDI-P bakal memaksimalkan elektabilitas Presiden Joko Widodo di Jawa Barat untuk memenangkan pasangan Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) dalam ajang Pilkada Jawa Barat 2018.

Ketua Tim Pemenangan Pasangan Hasanah Abdy Yuhana mengatakan, selain menggunakan elektabilitas Joko Widodo, PDI-P akan memanfaatkan elektabilitas partai yang diklaimnya saat ini tertinggi di antara partai politik lain.

“Kami melihat fakta dan realitas di Jawa Barat hari ini, PDI Perjuangan adalah partai yang dipercaya rakyat. Kami unggul hasil survei, termasuk hasil survei terakhir Pak Jokowi unggul (dari capres lainnya),” kata Abdy, Senin (15/1/2018).

Abdy menambahkan, pasangan Hasanah akan dikemas sebagai representasi dari Presiden Joko Widodo.

(Baca juga: Koalisi PAN, PKS, Gerindra di Pilkada Jabar Sudah Lama Direncanakan )

“Yang kami inginkan bahwa Pak Hasanuddin akan ada irisan kuat sehingga rakyat akan memahami bahwa PDI Perjuangan Pak Hasanuddin, Jokowi ya Pak Hasanuddin,” akunya.

Survei yang menyatakan Jokowi memiliki elektabilitas lebih tinggi ketimbang calon presiden lainnya merupakan hasil survei terbaru. Hasil tersebut menggambarkan kondisi berbeda dari Pilpres 2014, di mana Prabowo Subianto unggul di Jawa Barat.

“Fakta yang terakhir di masyarakat Jawa Barat tentunya dengan unggul PDI Perjuangan pada survei ini kami tetap optimistis. Ini perkembangan mutakhir. Kami memiliki data surveinya dan menunjukkan PDI Perjuangan dan Jokowi unggul,” katanya.

Karena itu, ia optimistis pasangan Hasanah bakal memenangi Pilkada Jawa Barat 2018. “Bagi kami yang penting kami menang daripada kalah tipis, mending menang sedikit,” ucapnya.

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden