Gerindra-PKS-PAN Kembali Mesra, Polarisasi Politik 2014 Bisa Terulang

Selasa, 26 Desember 2017 | 15:49 WIB
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Arif Susanto

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Arif Susanto, menilai ada potensi polarisasi politik pada Pemilu 2014 terulang kembali pada Pilkada Serentak 2018.

Hal itu terlihat dari kesepakatan Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) berkoalisi untuk sejumlah daerah penting pada Pilkada 2018. Tak menutup kemungkinan koalisi tersebut semakin solid dan berlanjut hingga Pemilu 2019.

Adapun tiga partai tersebut sebelumnya sempat tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) pada Pemilu 2014. Namun, PAN dalam perjalanannya bergabung dengan pemerintah.

"Politik akan kembali mengalami polarisasi politik yang mirip 2014. Buktinya, Gerindra-PKS-PAN sudah membuat kesepakatan, meskipun kita juga harus bikin catatan," ucap Arif dalam sebuah acara diskusi di bilangan Setia Budi, Jakarta Selatan, Selasa (26/12/2017).

(Baca juga: Koalisi PKS, Gerindra, dan PAN Diharapkan Berlanjut ke Pemilu 2019)

Polarisasi politik, menurut dia, menjadi salah satu penyebab politik identitas subur dalam suatu daerah.

Ia menambahkan, model-model politik kebencian sebetulnya sudah dimunculkan pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, efek yang ditimbulkan tak terlalu kuat.

Konferensi pers Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4/2017).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Konferensi pers Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (19/4/2017).
Efek politik identitas menjadi sangat kuat pada 2017, terutama pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Sebab, saat itu terbentuk polarisasi politik yang amat tegas, yakni pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhadapan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

"Dengan polarisasi yang tegas maka sangat mudah bagi elite politik untuk memicu konflik yang menyebabkan pembelahan masyarakat," tuturnya.

(Baca juga: Pilkada Jakarta Buat PKS, Gerindra, dan PAN Solid Koalisi di Daerah Lain)

Meski Pilkada DKI Jakarta merupakan pemilu skala daerah, namun Jakarta memiliki efek yang sangat luas bukan hanya pada daerah sekitarnya tapi juga secara nasional.

Arif menilai cukup aneh polarisasi pada Pemilu 2014 masih terbawa hingga saat ini. Seharusnya, kata dia, dalam politik yang ideal, ketegangan di level massa diambil alih oleh elite supaya tak terjadi benturan horizontal.

Sedangkan saat ini, seolah konflik yang dilakukan elite justru diikuti dengan konflik di level masyarakat.

"Kalau sampai 2017 kita masih terus menerus tegang, berarti ada yang salah. Ada kemungkinan terus menegang. Karena ada satu pola yang keliru," kata dia.

Kompas TV Politik SARA dan ujaran kebencian di media sosial menjadi tantangan besar dalam pelaksanaan Pilkada tahun depan.



Editor : Bayu Galih

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden