Santan atau Susu, Mana yang Lebih Baik untuk Kesehatan?

Kamis, 31 Agustus 2017 | 21:05 WIB
alicjane Ilustrasi santan

JAKARTA, KOMPAS.com –- Lain Indonesia, lain pula India. Meski kedua negara ini punya kegemaran menggunakan rempah, bahan lain yang digunakan dalam mengolah masakan bisa berbeda.

Santan, misalnya, seringkali digunakan oleh masyarakat Indonesia pada saat membuat gulai. Sebaliknya, India lebih memilih menggunakan yogurt untuk membuat kari ayam, ayam tandoori, atau nasi briyani.

Dari segi nutrisi, manakah yang lebih baik di antara keduanya?

(Baca juga: Apakah Santan Itu Benar-benar Jahat?)

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Profesor Dr Ir Ali Khomsan, mengatakan, yogurt merupakan fermentasi dari susu. Khasiatnya pun berbeda dengan susu yang belum difermentasi. “Yogurt punya gizi yang lebih baik karena ada bakteri probiotik yang baik untuk percernaan,” kata Ali saat dihubungi Kompas.com, Kamis (31/8/2017).

Ali mengatakan, yogurt juga memiliki lemak yang berasal dari susu. Meski demikian, lemak susu merupakan lemak terendah di antara berbagai lemak hewani seperti sapi dan ayam. Sebaliknya, santan memiliki lemak yang masuk dalam ketegori lemak nabati.

Menurut Ali, lemak jenuh santan tak cukup jahat untuk memicu kolesterol. “Pandangan yang berkata bahwa santan adalah lemak yang jahat itu harus diluruskan,” ujar Ali.

Ali menuturkan, susu bisa menggantikan santan sebagai bahan untuk mengolah makanan. Selain itu, bila menggunakan susu dari hasil fortifikasi, pabrik susu telah menambahkan sejumlah gizi mikro dari kandungan gizi susu asalnya.

“Sehingga dalam batas tertentu. susu mempunyai kandungan yang lebih baik dibandingkan sekedar santan. Kalau mau mengambil lemaknya saja, maka yang diproses dengan susu itu jauh lebih baik daripada hanya dengan santan,” ucap Ali.

Jika Anda mau, Idul Adha mungkin bisa menjadi momen terbaik untuk mencoba penggunaan susu sebagai pengganti santan. Namun, yang perlu diingat adalah perbedaan rasa. Rasa gulai sapi dengan susu tentu berbeda dengan mengguakan santan.

“Di samping itu, harga susu juga lebih mahal. Saya kira enggak semua masyarakat mau ganti santan dengan susu,” kata Ali.

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden