Kesenian Betawi Tak Hanya Lenong...

Jumat, 21 Juli 2017 | 22:50 WIB
Aningtias Jatmika Gambang rancag, salah satu kesenian betawi, yang dipentaskan mahasiswa UNJ bersama sanggar Pusake Betawi di Galeri Indonesia Kaya pada Rabu, 19 Juli 2017.

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pemuda berpakaian Betawi luwes mengajak penonton ikut bersyair menambah ceria pementasan yang digelar di Galeri Indonesia Kaya (GIK) Jakarta pada Rabu, 19 Juli 2017 kemarin.

Meskipun mengundang tawa, ini bukan lenong, melainkan gambang rancag, salah satu seni khas Betawi juga.

Seni tersebut terdiri atas gambang (musik) dan rancag (sastra lisan). Dengan iringan musik gambang, sang juru rancag akan menuturkan pantun berkait tentang berbagai soal dalam kehidupan masyarakat Betawi.

Pementasan yang dinikmati Kompas.com kala itu, dibawakan oleh mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang bekerja sama dengan sanggar Pusake Betawi.

Mereka bersyair tentang sinopsis lakon lenong yang akan ditampilkan berikutnya, Mirah si Gadis Marunda.

Tidak seperti lenong, rancag tidak begitu dikenal masyarakat awam. “Pernah dengar, tapi saya kira tentang silat-silatan gitu,” tutur Riani (26), salah seorang penikmat seni yang hadir di GIK, pada Kompas.com, Kamis.

Dibandingkan dengan lenong, sistem pewarisan rancag dinilai agak sulit. Dosen Sastra dan Budaya Betawi UNJ, Siti Gomo Attas menuturkan bahwa rancag merupakan seni sastra tinggi berupa cerita rakyat yang dipantunkan dan disyairkan sehingga memiliki tingkat kesulitan luar biasa.

“Selain harus dapat mengetahui cerita yang dirancagkan, seorang perancag juga harus dapat menyusun pantun dan syair, termasuk harus bisa melagukan dengan irama gambang rancag,” papar Siti.

Sementara itu, lanjutnya, lenong merupakan seni tutur yang agak lebih mudah karena hanya membutuhkan kepiawaian dalam cerita dan candaan Betawi, termasuk karakter yang kuat. Oleh sebab itu, tak ayal jika rancag sulit dipelajari.

Namun, dengan adanya acara yang bertajuk “Ketawa-Tiwi: Kumpul Seni Tradisi Betawi” itu Siti berharap masyarakat awam, terutama mahasiswa sebagai penerus bangsa, tidak sekadar mengenal rancag, tetapi juga merasakan hidup getirnya sebuah kehidupan budaya Betawi, dan kemudian turun langsung untuk mewarisinya.

Editor : Sri Noviyanti

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden