JAKARTA, KOMPAS.com - Namanya memang tak sementereng Ciputra Group, Lippo Group, atau Sinarmas Land Group. Usia kiprahnya pun baru tiga tahunan.
Namun, mereka berani melakukan ekspansi di tiga kota sekaligus sebagai realisasi rencana strategis 2016 mendatang. Ketiga kota ini adalah Depok, Bandung, dan Yogyakarta.
Ekspansi dilakukan setelah mereka memulai pembangunan proyek properti perdana, Wismaya Residences di Bekasi pada Januari tahun depan.
Pengembang pendatang baru tersebut adalah PT Langgeng Makmur Perkasa (LMP).
"Kami akan melansir ketiga proyek di tiga kota tersebut pada tahun depan. Itu target kami," buka Direktur Pengembangan Bisnis PT LMP, Yuyu Y Kasim, kepada
Kompas.com, Senin (21/12/2015).
Menurut Yuyu, LMP berani merambah tiga kota karena tren dan kebutuhan apartemen mengarah ke sana. Selain itu, perusahaan memang memiliki cadangan lahan (
land bank) yang sudah dimiliki sejak lama.
"Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Jadi kami akan memulainya dengan membangun lahan tersebut satu per satu," imbuh Yuyu.
Di kawasan Babarsari Yogyakarta, kata Yuyu, LMP akan membangun apartemen untuk segmen menengah ke atas.
Di kota pelajar tersebut, sejatinya LMP memiliki lahan di tiga lokasi. Selain Babarsari, juga di selatan Yogyakarta dengan total luas lahan 6 hektar.
Kemudian di pusat kota Bandung, atau tepatnya dekat stasiun. LMP akan mengembangkan apartemen untuk segmen kelas menengah ke atas dengan harga patokan mulai dari Rp 25 juta per meter persegi.
Sedangkan di Depok, mereka akan memanfaatkan lahan juga dekat stasiun, dengan luas 10 hektar.
"Berbeda dengan Bandung, patokan harga apartemen di Depok ini sekitar Rp 400 jutaan," ucap Yuyu seraya menambahkan belanja modal untuk ketiga proyek tersebut senilai Rp 200 miliar.
Kontraktor
Jika dikalkulasi, aset lahan milik LMP seluas 96 hektar, tersebar di Jakarta dan luar Jakarta.
Ke depan, lanjut Yuyu, LMP akan lebih banyak lagi melansir proyek-proyek hunian vertikal. Pasca pengembangan di tiga kota tersebut, LMP beralih ke Jakarta.
Di ibu kota negara ini mereka punya aset lahan di kawasan Antasari sekitar 7.000 meter persegi dan kawasan Fatmawati sekitar 7.000 meter persegi.
"Kalau di Jakarta, kami mengikuti pembangunan infrastruktur transportasi. Dalam hal ini
mass rapid transit (MRT)," sebut Yuyu.
Siapa LMP? Tak banyak orang tahu.
LMP, aku Yuyu, mengawali eksistensinya di bisnis konstruksi dengan membangun proyek-proyek milik para pengembang.
Mempertimbangkan sektor properti yang terus mengalami kenaikan permintaan, LMP memutuskan untuk juga terjun ke dalamnya.
"Kami ingin menjadi pengembang, karena sebelumnya punya ekspertis di sektor konstruksi," ucap Yuyu.
Proyek perdana mereka adalah Wismaya Residences sebanyak 2.317 unit yang terbagi dalam dua menara.
Yuyu memprediksi, dari Wismaya Reisidences, perusahaan dapat menangguk penjualan senilai Rp 500 miliar.
"Kami targetkan pembangunan kelar dan mulai serah terima pada pertengahan 2018 mendatang," pungkas Yuyu.