Wajah Asmat di Agats

Senin, 21 Oktober 2013 | 13:15 WIB
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Pemahat dari Suku Asmat, Papua, mendemonstrasikan ketrampilan mereka di stan Museum Asmat Taman Mini Indonesia Indah pada pameran The Museum Week 2013 di mal Senayan City, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
AGATS, KOMPAS — Setelah lebih dari sepuluh jam menikmati goyangan Laut Arafuru dari Mimika, Papua, Tim Ekspedisi Sabang-Merauke: ”Kota dan Jejak Peradaban” Kompas akhirnya tiba di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, Papua, Minggu (20/10/2013) pagi. Dari kapal, tim bisa melihat deretan rumah panggung yang sebagian sudah reyot, seperti garis hitam memanjang di tepi laut.

Kapal KN Bimasakti Utama yang ditumpangi tim ekspedisi tak bisa bersandar di dermaga pelabuhan Agats karena ada kapal Pelni Tatamailau yang juga akan bersandar. Nakhoda KN Bimasakti Utama Suntoro memilih melego jangkar di dekat dermaga. Dengan sekoci, tim pun menuju ke daratan.

Saat mulai berjalan, tim menyadari tidak menginjak tanah. Kota di atas rawa ini memiliki jaringan jalan dari papan setinggi 1 meter di atas tanah. Warga membangun rumah panggung yang sebagian menyambung ke jalan papan. Dari pagi sampai siang, aroma lumpur di kolong jalan dan rumah panggung sangat terasa. Saat sore menjelang, air pasang dari laut pun menggenang.

Banyak warga Agats adalah nelayan. Ada pula yang menjadi penjual sayur di emperan toko, tukang ojek, atau buruh angkut di pelabuhan kapal penumpang atau pasar.

Agats merupakan ibu kota kabupaten, tempat suku Asmat yang tenar berkat keindahan dan kreativitas ukiran kayunya. Namun, kondisi perkampungan dan kehidupan warga setempat menggambarkan wajah ketertinggalan Asmat.

Aktivitas perdagangan didominasi pedagang dari luar Asmat, yang menjual sandang, pangan, hingga barang elektronik, termasuk sepeda motor listrik yang setahun terakhir ramai lalu lalang di jalan papan di Agats.

Satu jalan beton tengah dibangun dari tepi kota ke pelabuhan penumpang, melengkapi jalan ke arah pasar. ”Jadi nanti bertambah lagi ’jalan tol’ di sini,” kata Theresia Penensia, warga Agats, sambil tertawa.

Hidup di Agats tak mudah. Suplai air bersih terbatas. Warga mengandalkan tampungan air hujan. (MHF/HAM/OTW)
Penulis :

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden