PAMEKASAN, KOMPAS.com - Warga 84 desa yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, kurang berminat untuk menjadi penyelenggara Pilkada Sumenep tahun ini.
Hal ini diketahui setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep melakukan pemeriksaan dokumen pendaftaran Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Dari hasil pemeriksaan dokumen, ada desa yang hanya berisi satu orang pendaftar PPS.
Baca juga: Gojek Tuyul Mengincar Bonus dari Transaksi Fiktif
Data yang disebarkan KPU Sumenep, ada 23 kecamatan yang minim peminat menjadi PPS, masing-masing Kecamatan Ambunten (5 desa), Arjasa (3 desa), Batang - batang (3 desa), Batuputih (2 desa), Bluto (6 desa), dan Dasuk (7 desa).
Selain itu, Kecamatan Dungkek (4 desa), Ganding (1 desa), Gapura (5 desa), Gayam (6 desa), Kalianget (3 desa) dan Kangayan (1 desa).
Kemudian, Kota (3 desa), Lenteng (2 desa), Manding (4 desa), Masalembu (4 desa).
Berikutnya, Kecamatan Nonggunong (7 desa), Pragaan (1 desa), Raas (3 desa), Sapeken (6 desa), Saronggi (3 desa), Talango (6 desa).
Baca juga: Seorang Remaja Perempuan Tendang Kepala Ibunya karena Alasan Sepele
Komisioner KPU Sumenep Rafiki Tanzil menjelaskan, belum diketahui pasti apa penyebab minimnya warga yang berminat untuk menjadi PPS.
Padahal, sejak Desember 2019 kemarin, seluruh komisioner KPU Sumenep sudah blusukan melakukan sosialisasi ke seluruh kecamatan di Sumenep.
Dalam sosialisasi tersebut, banyak perwakilan warga dan organisasi kemasyarakatan serta tokoh masyarakat yang hadir.
"Ada desa yang berisi satu pendaftar. Ada yang 6 orang dan ada yang sampai 10 pendaftar. Bervariasi jumlahnya, tapi khusus 84 desa, banyak yang minim," ujar Rafiki Tanzil saat ditemui, Kamis (27/2/2020).