Gantikan Amien Rais Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta, Lilik Cari Wayang Sengkuni

Senin, 22 Juli 2019 | 16:28 WIB
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko Pemuda asal Blora, Jawa Tengah, Lilik Yuliantoro melakukan aksi jalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta di Kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Senin (22/7/2019). Aksi itu bermaksud menggantikan nazar Amien Rais berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta serta menjadi wujud merajut aspirasi rakyat Indonesia karena dalam perjalananya Lilik Yulianto akan membawa titipan aspirasi dari daerah-daerah yang dilaluinya dan selanjutnya akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga Blora, Jawa Tengah, Lilik Yuliantoro, menggantikan nazar Amien Rais berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta.

Selama perjalanan, pria berusia 29 tahun ini akan mencari tokoh wayang Sengkuni.

Lilik Yuliantoro mengatakan, ia berangkat dari Blora, Jawa Tengah, dengan naik bus menuju Yogyakarta. Ia mulai berjalan kaki ke Jakarta dari Tugu Yogyakarta.

"Target saya 22 hari sampai di Jakarta. Ya, di jalan bisa tidur di masjid atau emperan toko," ucap Lilik di Tugu Yogyakarta, Senin (22/7/2019).

Baca juga: Ini Alasan Lilik Gantikan Amien Rais Jalan Kaki Yogya-Jakarta

Lilik menyampaikan, tidak ada persiapan khusus sebelum berjalan kaki dari Yogyakarya menuju Jakarta.

Untuk mengetahui rute perjalanan, dirinya akan mengikuti Google Map. Dari Yogyakarta, Lilik akan berjalan kaki menuju Magelang lalu Temanggung.

Sesampainya di Jakarta, dirinya ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyerahkan surat dan tokoh wayang Sengkuni.

"Wayangnya belum ada. Nanti sambil jalan, beli di jalan," katanya.

Baca juga: Gantikan Amien Rais, Pria Ini Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta

Lilik mengaku senang dengan wayang. Ia mencari tokoh wayang Sengkuni bukan karena berkaitan dengan Amien Rais.

"Enggak (tidak ada kaitanya tokoh wayang Sengkuni dengan Amien Rais). Pak Amien Rais itu baik kok. Ya suka saja. Saya suka tokoh wayang Sengkuni dari dulu," ujarnya.


Tak menghubungi Amien Rais sebelumnya

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang warga Blora, Jawa Tengah, Lilik Yuliantoro berjalan kaki dari Yogyakarta hingga Jakarta. Pria berusia 29 tahun ini jalan kaki hingga Jakarta untuk menggantikan Amien Rais.

Lilik Yuliantoro memulai aksinya dari Tugu Yogyakarta pada Senin (22/07/2019). Ia membawa kertas bertuliskan " Aksi Jalan Kaki Jogja-Jakarta menggantikan nazar Amin Rais".

Lilik menyampaikan, ia tidak menghubungi Amien Rais jika dirinya akan menggantikan nazar berjalan kaki dari Yogyakarta menuju Jakarta.

Sebab, apa yang dilakukannya ini merupakan inisiatif sendiri. Selain itu, apa yang dilakukanya ini tidak ada kaitannya dengan politik.

"Berhubung Bapak Amien Rais sudah tua, Saya terketuk untuk mengantikan nazar beliau. Saya netral (tidak mendukung Amien Rais), tidak ada yang menyuruh atau membayar, tapi dari hati yang penting ikhlas," jelasnya.

Baca juga: Gantikan Amien Rais, Pria Ini Jalan Kaki dari Yogya ke Jakarta

Diungkapkannya, tujuan menggantikan Amien Rais karena nazar tersebut belum juga dilaksanakan. Sehingga, dirinya berinisiatif mengantikan agar tidak ada bully-an lagi dari masyarakat.


Daripada di-bully masyarakat

"Dari pada di-bully masyarakat, lebih baik saya yang melaksanakan. Biar persatuan Indonesia tetap terjaga," tegasnya.

Sebelum berangkat, kepada wartawan, Lilik Yuliantoro mengatakan mengetahui nazar Amien Rais setelah membaca berita.

Lilik membaca jika Amien Rais bernazar akan berjalan kaki ketika Joko Widodo terpilih menjadi presiden.

"Lihat-lihat Pak Amien Rais sering statement  jalan kaki tetapi tidak dilaksanakan, agak sedikit geram. Terus dari hati saya menuju Yogya untuk menggantikan," ujar Lilik Yuliantara di Tugu Yogyakarta.

Baca juga: Beda dengan Amien Rais, Zulhas Sebut Dukung Jokowi Tak Mesti Bersyarat

Pria asal Blora ini mengaku tidak ada persiapan khusus. Ia juga hanya membawa dua kaos, air minum, bendera Merah Putih dan uang Rp 50.000.

Selain berharap bertemu dengan Joko Widodo, Lilik juga akan berkunjung ke rumah Amien Rais dan Prabowo Subianto di Jakarta. Lilik mengajak masyarakat dan semua elemen bersama-sama menjaga persatuan dan kesatuan.

"Mari kita bersama-sama membangun Indonesia, jangan  ada saling menghujat, politik sudah selesai. Mari menjaga NKRI, Bhnineka Tunggal Ika, Pancasila," katanya. (Wijaya Kusuma)

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden