Bertemu Surya Paloh, Ketum PPP Sebut Ada Pembicaraan soal Kursi Ketua MPR

Senin, 22 Juli 2019 | 15:16 WIB
KOMPAS.com/CHRISTOFORUS RISTIANTO Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Soeharso Monoarfa, bertemu dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, di kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suharso Monoarfa, bertemu dengan Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh, di kantor DPP Nasdem, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2019).

Suharso tiba di DPP Nasdem sekitar pukul 13.45 WIB, sementara pertemuan tuntas pada 14.17 WIB. Seusai pertemuan, kepada wartawan, Suharso mengaku ada pembicaraan terkait kursi Ketua MPR periode 2019-2024.

"Ada sedikit-sedikit (pembahasan pimpinan MPR). Pokoknya kita bicara koalisi ke depan, penajaman kita bagaimana membangun pemerintahan efektif ke depan," ujar Suharso.

Baca juga: Politisi PPP Bicara Seandainya Tak lagi Dapat Jatah Menteri Agama

Ia menyebutkan, partai manapun boleh mengajukan nama calon ketua MPR. Bagi Suharso, pengajuan calon tersebut hanya sebatas ide.

"Sebagai ide ya boleh saja. Namun itu belum dibahas ya, belum ada kesepakatan," ungkapnya kemudian.

Lebih lanjut, Suharso menuturkan, pertemuan itu bertujuan guna menyolidkan antarpartai koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Baca juga: Sekjen Nasdem Sebut Ketum PKB, PPP, Golkar Bertemu Surya Paloh

Ia menyebutkan kesolidan yang ingin dikuatkan itu tidak disebabkan karena ada partai yang hendak membelot atau keluar dari koalisi.

Adapun selain Suharso, sebelumnya juga ada Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang sudah datang pukul 11.00 WIB. Seusai pertemuan, Muhaimin juga menuturkan hal serupa terkait kesolidan antarpartai KIK.

Dijadwalkan pula Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga dijadwalkan akan menemui Surya Paloh.

Kompas TV Bak perebutan posisi dalam balap motor, persaingan dan saling salip mewarnai klaim jatah partai. Selain kursi menteri, kursi Ketua MPR juga hangat dibicarakan karena jadi rebutan partai politk yang lolos ke Senayan. Bahkan partai yang berada di ambang minimal parliamentary threshold atau ambang batas parlemen pun berani menyatakan ketertarikannya mengisi kursi pimpinan MPR. Salah satunya PPP yang menyatakan kadernya bisa menjadi Ketua MPR. Hal ini disampaikan Plt Ketua Umum PPP, Suharso Monoarfa, seusai menutup mukernas PPP di Serang, Banten, Sabtu (20/7) siang. Suharso mengatakan, meskipun suara partainya tergolong lebih rendah dibandingkan partai lain di koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin, ia tetap berharap agar PPP mendapat posisi di MPR. Suharso menambahkan, jika tidak memungkinkan mendapat kursi ketua, setidaknya PPP bisa mengisi posisi Wakil Ketua MPR. Persaingan makin ketat, saat Partai Gerindra menyatakan juga ingin kadernya menjadi Ketua MPR. Situasi ini berawal dari pernyataan anggota DPR Fraksi Gerindra, Sodik Mudjahid. Dikutip dari laman Kompas.com, anggota DPR Fraksi Gerindra, Sodik Mudjahid pada Jumat (19/7) lalu menyatakan, rekonsiliasi bisa dimulai dari para wakil rakyat di parlemen terutama pada saat pemilihan pimpinan MPR dengan sistem paket. Hal tersebut terutama oleh para pemimpin partai dalam menetapkan Ketua MPR, Gerindra Ketua MPR, PDI-P Ketua DPR, dan Joko Widodo sebagai presiden Indonesia. Namun, pernyataan Sodik langsung ditanggapi Sekjen PDI-P, Hasto Kristiyanto. Dia menyindir Sodik dan Partai Gerindra dengan menyebut, PDI Perjuangan juga punya kader yang cocok sebagai Ketua MPR. Hasto bahkan meminta semua partai yang lolos ke parlemen mengikuti aturan main undang-undang MD3, sebelum menyebut kader mereka siap menjadi Ketua MPR. Namun, Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade membuat pernyataan yang berbeda dengan Sodik. Ia menyatakan, Gerindra tidak menginginkan jabatan Ketua MPR sebagai syarat rekonsiliasi. Andre menyebut saat ini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih fokus kepada masalah perekonomian Indonesia. Senada dengan Gerindra, Partai Amanat Nasional juga mengisyaratkan tidak ingin bersaing menjadi Ketua MPR. Anggoat Dewan Kehormatan PAN, Drajad Wibowo menyatakan, PAN menghormati aturan pemilihan pimpinan MPR yang sepatutnya berasal dari jumlah suara yang didapat parpol di pemilu. Sejauh ini Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Golkar yang terang-terangan menginginkan kursi Ketua MPR. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar bahkan sudah menyatakan dirinya ingin jadi Ketua MPR. Sementara Airlangga Hartarto menegaskan, kader Golkar pantas menjadi Ketua MPR karena perolehan kursi Golkar nomor dua di bawah PDI-P dan lebih banyak dari PKB. #KetuaMPR #MPR #JokowiMaruf



Editor : Krisiandi

Agenda Pemilu 2019

  • 20 September 2018

    Penetapan dan pengumuman pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21 September 2018

    Penetapan nomor urut pasangan calon presiden-wakil presiden

  • 21-23 September 2018

    Pengumuman Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPD, DPR, dan DPRD provinsi

  • 24 September-5 Oktober 2018

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 8-12 Oktober 2018

    Pengajuan gugatan atas sengketa tata usaha negara

  • 23 September 2018-13 April 2019

    Kampanye pertemuan terbatas, pertemuan tatap muka, penyebaran bahan kampanye kepada umum, dan pemasangan alat peraga

  • 24 Maret 2019-13 April 2019

    Kampanye rapat umum dan iklan media massa cetak dan elektronik

  • 28 Agustus 2018-17 April 2019

    Pengumuman Daftar Pemilih Tetap (DPT)

  • 14-16 April 2019

    Masa Tenang

  • 17 April

    Pemungutan suara

  • 19 April-2 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil tingkat kecamatan

  • 22 April-7 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota

  • 23 April-9 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat provinsi

  • 25 April-22 Mei 2019

    Rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan suara tingkat nasional

  • 23-25 Mei 2019

    Pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi

  • 26 Mei-8 Juni 2019

    Penyelesaian sengketa dan putusan

  • 9-15 Juni 2019

    Pelaksanaan putusan MK oleh KPU

  • Juli-September 2019

    Peresmian keanggotan DPRD Kabupaten/kota, DPRD Provinsi, DPR dan DPD

  • Agustus-Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Provinsi

  • 1 Oktober 2019

    Pengucapan sumpah/janji anggota DPR

  • 20 Oktober 2019

    Sumpah janji pelantikan presiden dan wakil presiden