JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Romahurmuziy, enggan meributkan sikap lembaga Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang menolak untuk diaudit oleh Perhimpunan Survei dan Opini Publik (Persepi).
"Soal audit, ngapain diributin sekarang. Dari dulu saya sudah katakan lembaga survei politik itu banyak yang hasilnya sampah. Begitu sekarang beda, kok diributin," kata Romahurmuziy alias Romy melalui pesan singkat, Kamis (16/7/2014).
Romy mengibaratkan lembaga survei sebagai dokter. Diagnosisnya bisa benar, tetapi terkadang pula salah dan tak tepat sasaran.
Romy merasa pihak Prabowo-Hatta tidak pernah benar-benar mengacu pada hasil hitung cepat yang dirilis lembaga survei mana pun, termasuk Puskaptis dan JSI yang memenangkan pihaknya. (Baca: Tim Prabowo Klaim Kemenangan Ada di Pihaknya)
"Jadi, jangan letakkan 100 persen kepercayaan kepada semua lembaga survei, yang memenangkan Jokowi ataupun Prabowo. Kami tidak lagi menyoal quick count, wong lembaga-lembaga yang menangkan Jokowi juga berkali-kali melakukan kesalahan," kata Romy.
Menurut Romy, akan jauh lebih baik jika kedua pihak saat ini tidak saling mengklaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat.
"Kami concern pada real count, dan kita tunggu saja hasil KPU," pungkasnya.
Sebelumnya, Persepi mengeluarkan Puskaptis dan JSI dari daftar anggotanya. Keduanya dinilai melanggar kode etik karena tidak punya iktikad baik untuk mempertanggungjawabkan kegiatan ilmiah dalam penyelenggaraan hitung cepat Pemilu Presiden 2014.
Keduanya mengklaim telah melaksanakan hitung cepat pada Pilpres 9 Juli lalu dengan hasil pasangan Prabowo-Hatta unggul. Namun, Puskaptis menolak diaudit. Adapun JSI hadir dalam proses audit, tetapi hanya mengantarkan surat pengunduran diri dari keanggotaan Persepi.